Jakarta (Antara Bali) - Lebih dari 40 persen aplikasi "berbahaya"
pada Apple dan app stores Google dibuat oleh para pengembang Amerika,
menurut laporan yang dikeluarkan oleh perusahan keamanan online, Marble
Labs.
Laporan itu mengaju pada aplikasi "berbahaya dan berisiko" yaitu yang mengambil data pribadi, termasuk mengirim data pribadi atau upload kontak mereka ke server tanpa memberitahu dan mengirim browser history.
Yang lebih ekstrem adalah aplikasi yang menipu orang dengan pesan, mendorong mereka mengunjungi website berbahaya atau meng-install aplikasi tambahan untuk menunjukkan iklan yang tak diinginkan.
Menurut Marble Labs, fakta bahwa 42 persen dari aplikasi "berbahaya" datang dari pengembang Amerika adalah kejutan.
Mereka memindai lebih dari 1juta aplikasi Android dan iOS sebagai bagian dari penelitian.
"Tiongkok, Korea, India, Taiwan juga menghasilkan sejumlah besar aplikasi yang berbahaya dan berisiko, tetapi gabungan mereka tidak bisa menyamai Amerika Serikat," klaim itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Laporan itu mengaju pada aplikasi "berbahaya dan berisiko" yaitu yang mengambil data pribadi, termasuk mengirim data pribadi atau upload kontak mereka ke server tanpa memberitahu dan mengirim browser history.
Yang lebih ekstrem adalah aplikasi yang menipu orang dengan pesan, mendorong mereka mengunjungi website berbahaya atau meng-install aplikasi tambahan untuk menunjukkan iklan yang tak diinginkan.
Menurut Marble Labs, fakta bahwa 42 persen dari aplikasi "berbahaya" datang dari pengembang Amerika adalah kejutan.
Mereka memindai lebih dari 1juta aplikasi Android dan iOS sebagai bagian dari penelitian.
"Tiongkok, Korea, India, Taiwan juga menghasilkan sejumlah besar aplikasi yang berbahaya dan berisiko, tetapi gabungan mereka tidak bisa menyamai Amerika Serikat," klaim itu. (WDY)
Penerjemah: Okta Antikasari
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015