Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr) di Bali dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) menurun 0,54 persen dari 102,76 persen pada Desember 2014 menjadi 102,22 persen untuk Januari 2015.

"Merosotnya NTP itu akibat indeks harga yang diterima petani turun 1,02 persen, dan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan lebih kecil yakni 0,50 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, beberapa komoditas penyusun indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan harga, yakni biji jambu mete, kakao, kelapa dan kelapa.

Pada sisi lain indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks harga konsumsi rumah tangga sebesar 0,66 persen serta sebaliknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,06 persen.

Namun untuk harga kopi jenis arabika hasil perkebunan rakyat di tingkat petani di Kabupaten Buleleng, Bangli dan Badung, hingga awal Pebruari 2015 mencapai Rp53.000 per kilogram naik keras jika dibandingkan awal Januari 2014 yang hanya seharga Rp35.000 per kg.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran dalam kesempatan terpisah menambahkan, petani memproduksi buah kopi berkualitas sehingga harganya terus merangkak dan hal itu membawa perbaikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di perdesaan. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015