Jakarta (Antara Bali) - Industri jamu tradisional yang sedang berkembang pesat diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran yang mencapai 5,94 persen atau 7,24 juta jiwa pada Agustus 2014.

        "Industri jamu merupakan salah satu ujung tombak masuknya produk-produk berbasis budaya lokal dan sebagai industri bersifat padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja," ujar Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri usai acara Senam Pagi dan Minum Jamu Bersama yang dilaksanakan di Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, Jumat.

        Hadir juga dalam kegiatan promosi jamu itu Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

        Industri jamu di Indonesia saat ini sedang berkembang terutama dengan upaya saintifikasi jamu yang sedang dilakukan Kementerian Kesehatan.

        Hal tersebut juga menyebabkan salah satu wirausaha yang sedang berkembang adalah wirausaha jamu.

        Menaker mengutip data dari perusahaan jamu yang menyatakan saat ini ada 3.453 penjual jamu Sido Muncul dan 1.800 penjual Air Mancur dimana sekitar 2-7 persen diantaranya merupakan wirausaha.

        "Melihat data di lapangan, dapat dibayangkan jika usaha jamu ini terus dikembangkan dimasa datang, maka perluasan kesempatan kerja di subsektor ini harus menjadi perhatian kita semua," kata Hanif.

        Para penganggur dan setengah penganggur diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan itu dengan baik sehingga juga dapat meningkatkan kesejahteraan.

        Menaker menyebut Indonesia memiliki banyak produk jamu yang baik seperti Mustika Ratu, Jamu Jago, Nyonya Meneer, Jamu Tolak Angin dan Pegal Linu yang dapat disesuaikan dengan potensi daerah.

        Para petani diharapkan juga dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk penyediaan bahan baku jamu.

        "Diharapkan pihak terkait seperti perbankan memberikan kemudahan dalam permodalan industri jamu sehingga dapat berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani," ujarnya.

        Namun Menaker menekankan bahwa industri jamu harus mempertahankan dan meningkatkan higienitas dan kualitas sehingga dapat menjadi produk tuan rumah di negeri sendiri. (WDY)

Pewarta: Oleh Arie Novarina

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015