Denpasar (Antara Bali) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Bali mengharapkan pemerintah membenahi infrastruktur pelabuhan yang representatif bagi kapal pesiar untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara.

"Belum satupun mempunyai pelabuhan `yacht`. Singapura mempunyai empat pelabuhan `cruise`, kita satupun belum," kata Ketua Kadin Bali, Gede Sumarjaya Linggih ditemui dalam seminar Economic Outlook 2015 di Denpasar, Kamis.

Selama tahun 2014 hingga November, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat sebanyak 3.419.268 orang wisatawan mancanegara berkunjung ke Pulau Dewata.

Dari jumlah itu, sekitar 28.644 orang di antaranya tiba melalui pelabuhan di Pulau Dewata termasuk beberapa kapal pesiar berukuran sedang yang merapat di Pelabuhan Benoa, Denpasar.

Sedangkan secara keseluruhan sebanyak 895.069 orang berasal dari Australia atau berkontribusi sebesar 26,18 persen, disusul Tiongkok di posisi kedua sebanyak 539.371, Malaysia (198.133), Jepang (195.541) dan Singapura (155.892).

Selama ini wisatawan mancanegara yang berkunjung ke suatu daerah dengan menggunakan jasa transportasi kapal pesiar merupakan wisatawan yang memiliki pengeluaran yang besar karena dinilai merupakan wisatawan berkelas.

Namun potensi tersebut belum didukung oleh infrastruktur seperti dermaga yang memadai untuk ukuran kapal pesiar dengan ukuran yang besar sehingga para tamu yang ingin berwisata di Bali harus diturunkan terlebih dahulu di tengah laut untuk kemudian menggunakan kapal lebih kecil untuk bersandar.

Selama ini baru beberapa kapal pesiar ukuran menengah yang baru bisa bersandar di Pelabuhan Benoa, Denpasar.

Dengan adanya infrastruktur yang lebih represenyatif untuk kapal pesiar lebih besar maka diharapkan mampu mendatangkan jumlah wisatawan mancanegara lebih banyak untuk memenuhi target kunjungan wisman hingga 2019 sebanyak 20 juta orang. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015