Negara (Antara Bali) - Warga miskin di Desa Tukadaya, Kabupaten Jembrana menyembelih babi bersama-sama untuk digunakan sebagai daging saat Hari Raya Kuningan, atau yang oleh warga lokal disebut "mapatung".

"Sebanyak empat ekor babi yang disembelih, merupakan sumbangan dari warga kami yang sudah sukses di luar daerah. Dengan daging seberat tiga kwintal lebih, bisa dibagikan kepada 149 keluarga tidak mampu di desa ini," kata Kepala Desa atau Perbekel Tukadaya, I Made Budi Utama, Jumat.

Menurutnya, tradisi "mapatung" biasanya dilakukan sehari sebelum Hari Raya Galungan atau Kuningan, karena daging yang diperoleh selain dikonsumsi juga digunakan sebagai sarana upacara keagamaan.

Ia mengakui, tradisi tersebut sudah mulai luntur belakangan ini, namun di beberapa desa masih dipertahankan karena sangat membantu warga kurang mampu.

"Makna hari raya keagamaan kan juga kepedulian terhadap saudara kita yang kurang mampu. Dengan "mapatung" ini, makna tersebut bisa diwujudkan," ujarnya.

Bupati Jembrana, I Putu Artha yang menyaksikan tradisi ini mengatakan, tradisi seperti ini harus dilestarikan karena ada semangat kebersamaan dan gotong-royong dalam suka maupun duka.

"Kalau dilakukan serentak di tiap desa saat hari raya, kegiatan ini akan sangat membantu keluarga miskin. Pemkab Jembrana akan berusaha untuk mengajak desa lain untuk melakukannya," katanya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014