Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Perdagangan pada 2015 akan
merevitalisasi sebanyak 469 pasar rakyat yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia, yang membutuhkan dana sebanyak Rp997,5 miliar.
"Untuk tahun 2015, kita memiliki anggaran total untuk membangun 469 pasar rakyat," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, pada Diskusi Terbatas Refleksi Akhir Tahun Mengawal Kebijakan dan Strategi Pemerintahan Baru dalam Pengembangan Pasar Rakyat, di Jakarta, Senin.
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, lanjut Srie, Kementerian Perdagangan sudah melakukan revitalisasi pasar sebanyak 560 pasar rakyat. Jumlah tersebut masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan jumlah pasar yang ada di Indonesia yakni kurang lebih sebanyak 10.000 pasar rakyat.
Dari seluruh pasar rakyat yang akan direvitalisasi tersebut, sebanyak 37 unit pasar akan menggunakan dana dari Kementerian Perdagangan, sementara pasar-pasar yang terletak di 335 kabupaten/kota lainnya akan direvitalisasi menggunakan dana alokasi khusus.
Srie menambahkan, untuk prioritas revitalisasi pasar rakyat tersebut akan diprioritaskan untuk daerah timur Indonesia, dan juga daerah perbatasan serta pulau terluar.
"Dari kurang lebih sebanyak 9.900 pasar rakyat, sebanyak 3.700 pasar merupakan pasar yang berusia lebih dari 25 tahun," kata Srie.
Berdasarkan suvei AC Nielsen tahun 2013, jumlah pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada 2007 pasar rakyat berjumlah 13.550, menurun menjadi 13.450 di tahun 2009, dan pada 2011 menurun menjadi 9.950.
Sementara perbandingan pertumbuhan pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan, dimana untuk pasar rakyat minus 8,1 persen sementara pasar modern tumbuh 31,4 persen.
Untuk kedepannya, lanjut Srie, Kementerian Perdagangan bukan hanya melakukan revitalisasi fisik pasar saja, melainkan juga revitalisasi pasar yang menjadi hub untuk semua jaringan distribusi hulu.
"Selain itu juga revitaslisasi sosial budaya, dua hal itu kedepannya akan kita masukkan," kata Srie.
Berdasarkan data pada tahun 2011 lalu, sebanyak 12,5 persen penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai pedagang pasar rakyat, atau setara dengan kurang lebih sebanyak 30 juta jiwa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Untuk tahun 2015, kita memiliki anggaran total untuk membangun 469 pasar rakyat," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, pada Diskusi Terbatas Refleksi Akhir Tahun Mengawal Kebijakan dan Strategi Pemerintahan Baru dalam Pengembangan Pasar Rakyat, di Jakarta, Senin.
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, lanjut Srie, Kementerian Perdagangan sudah melakukan revitalisasi pasar sebanyak 560 pasar rakyat. Jumlah tersebut masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan jumlah pasar yang ada di Indonesia yakni kurang lebih sebanyak 10.000 pasar rakyat.
Dari seluruh pasar rakyat yang akan direvitalisasi tersebut, sebanyak 37 unit pasar akan menggunakan dana dari Kementerian Perdagangan, sementara pasar-pasar yang terletak di 335 kabupaten/kota lainnya akan direvitalisasi menggunakan dana alokasi khusus.
Srie menambahkan, untuk prioritas revitalisasi pasar rakyat tersebut akan diprioritaskan untuk daerah timur Indonesia, dan juga daerah perbatasan serta pulau terluar.
"Dari kurang lebih sebanyak 9.900 pasar rakyat, sebanyak 3.700 pasar merupakan pasar yang berusia lebih dari 25 tahun," kata Srie.
Berdasarkan suvei AC Nielsen tahun 2013, jumlah pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada 2007 pasar rakyat berjumlah 13.550, menurun menjadi 13.450 di tahun 2009, dan pada 2011 menurun menjadi 9.950.
Sementara perbandingan pertumbuhan pasar rakyat di Indonesia terus mengalami penurunan, dimana untuk pasar rakyat minus 8,1 persen sementara pasar modern tumbuh 31,4 persen.
Untuk kedepannya, lanjut Srie, Kementerian Perdagangan bukan hanya melakukan revitalisasi fisik pasar saja, melainkan juga revitalisasi pasar yang menjadi hub untuk semua jaringan distribusi hulu.
"Selain itu juga revitaslisasi sosial budaya, dua hal itu kedepannya akan kita masukkan," kata Srie.
Berdasarkan data pada tahun 2011 lalu, sebanyak 12,5 persen penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai pedagang pasar rakyat, atau setara dengan kurang lebih sebanyak 30 juta jiwa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014