Denpasar (Antara Bali) - Pulau Dewata menjelang hari raya suci Galungan yang jatuh pada Rabu (17/12) dihiasi ribuan Penjor, yaitu sebatang bambu dihiasi rangkaian janur dan hasil bumi sebagai ungkapan bersyukur umat Hindu atas kemenangan dharma.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Dr I Gusti Ngurah Sudiana di Denpasar, Selasa mengatakan membuat sebuah Penjor bagi umat Hindu adalah kewajiban sebagai persembahan rasa syukur.


Menurut dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar mengatakan Penjor adalah sebuah simbolis dalam ajaran Hindu, sebagai wujud persembahan bhakti kepada sang pencipta alam ini (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) atas kesejahteraan dan kedamaian umatnya.

"Penjor dihiasi agar indah dan menarik sebagai ungkapan terima kasih kita kepada Ida Sang Hyang Widhi, karena dalam ajaran Hindu disebutkan sebagai ungkapan ketulusan diwujudkan dengan keindahan," katanya.

Hal senada Ketua DPD Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) Bali Ida Bagus Putu Oka Suryawan mengatakan membuat Penjor pada hari raya suci didasari atas ketulusan hati nurani, sehingga berupaya membuat penjor yang paling indah dan megah.

"Umat Hindu berupaya membuat penjor itu paling indah, karena Penjor sebagai lambang dari kemakmuran alam semesta," katanya.

Pemantauan di lapangan, satu buah penjor sederhana memerlukan bahan sekitar Rp80 ribu hingga Rp100 ribu dengan rincian untuk satu batang bambu penjor Rp30.000 hingga Rp50.000.

Sedangkan janur lilit (ambu) besar Rp40.000, sanggah cucuk Ardha Candra Rp25.000, dan sampian (hiasan diujung atas) Rp20.000.(MFD)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014