Denpasar, 3/12 (Antara) - Kalangan pedang mengeluhkan lonjakan harga cabai merah keriting yang sangat tinggi dari Rp55.000 per kilogram menjadi Rp85.000 sampai Rp90.000 per kilogram.

"Sedangkan kenaikan harga cabe merah ukuran besar relatif kecil dari sebelumnya seharga Rp45.000 per kilogram ke Rp50.000 per kilogram," ujar Nengah Sudiani, pedagang cabai di pasar Badung, Denpasar, Rabu.

Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai disebabkan cuaca tidak menentu yang terkadang panas atau hujan, sehingga buah cabai banyak yang membusuk berdampak pada jumlah pasokan yang terbatas di pasar.

"Sudah seminggu ini pasokan cabai terbatas masuk ke pasar sementara para konsumen tetap ramai seperti biasa, sehingga situasi ini yang akhirnya memicu kenaikan harga yang cukup tinggi untuk cabai rawit," ujarnya.

Sudiarni mengaku kesulitan mendapatkan pasokan di tingkat pengepul karena pasokan dari petani semakin hari semakin menipis, pasokan cabai biasanya diambil dari Pulau Jawa dan sekitaran Bali (Bedugul, Kintamani, baturiti, dan klungku), saat ini pasokan cabai dalam satu kali kirim kurang dari 20 ton.

Ni Made Heni, pedagang cabai lainnya mengatakan para pembeli lebih sepi dari biasanya, sehingga tingkat keuntungan sebagai pedagang juga berkurang.

Ia menjelaskan, harga cabai akan terus naik hingga hari suci Purnama, Galungan, Natal, Kuningan, dan Tahun Baru.

"Pada hari-hari suci yang dirayakan Desember tersebut masyarakat banyak merayakan dengan berbagai hidangan makanan yang lezat, sehingga komoditas cabai sangat dibutuhkan untuk membuat berbagai jenis hidang," ujarnya.

Ia menjelaskan, dalam sehari para pedagang hanya mendapat pasokan cuma 20 kilogram saja dari biasanya 50 kilogram saat harga cabai normal.

"Bila begini terus kondisinya, kami para pedagang cabai tidak akan mendapatkan keuntungan sebagaimana mestinya," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Oleh Mayolus Fajar

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014