Negara (Antara Bali) - Daya saing produk perikanan di Kabupaten Jembrana menurun, akibat meningkatnya biaya produksi setelah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik.

"Yang paling terasa adalah naiknya biaya transportasi. Untuk mengangkut hasil produksi ke Jawa, ongkosnya naik hingga tigapuluh persen," kata Kepala Bagian Personalia PT Bali Maya Permai, Putu Wibisono, di Negara, Jumat.

Ia mengatakan, akibat biaya kirim yang naik cukup tinggi tersebut, harga produksi pengalengan ikan yang dilakukan pabriknya kalah dibandingkan produk serupa dari Jawa.

"Cukup berat untuk mengimbangi harga produk sejenis dari Jawa, seperti di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dari sisi transportasi pengiriman, biaya yang mereka keluarkan lebih rendah dibandingkan kami," ujar laki-laki yang juga pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jembrana ini.

Selain transportasi, ia mengungkapkan, biaya produksi lainnya seperti pengadaan kaleng, karton pembungkus dan lain-lain juga naik hingga 15 persen.

Menurutnya, agar bisa bertahan, pengusaha di Kabupaten Jembrana harus pintar-pintar mengelola keuangan, serta melihat peluang pasar untuk mendapatkan keuntungan yang sebanding.

"Kami pernah coba memesan karton pembungkus dari pengusaha lokal di Bali, tapi kualitasnya jauh dibanding yang di Jawa. Karena produk pengalengan ikan pabrik ini diekspor kami tidak berani ambil resiko, hanya gara-gara kualitas karton pembungkus, pembeli menolaknya," katanya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014