Denpasar (Antara Bali) - Koreografer Ian Knowles mengambil tanggung jawab penuh dalam menata gerak 150 penari di panggung raksasa Bali Theatre yang berada di kompleks Bali Safari & Marine Park (BSMP) di Jalan Bypass Ida Bagus mantra, Kabupaten Gianyar.
Ia harus melakukan tugas sinkronisasi yang tidak mudah, terutama ketika bekerjasama dengan para pemain dengan rentang usia dan pengalaman yang beragam, dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.
Sebagai koreografer untuk pertunjukan kontemporer 'Bali Agung', Ian tidak hanya berinteraksi dengan orang, tetapi juga bekerja dengan hampir selusin gajah, burung pemangsa, hewan ternak dan bahkan harimau garang pada saat yang berbeda di atas panggung.
Dia juga menampilkan tarian kontemporer di pementasan yang akan diresmikan Minggu (29/8) dan dibuka untuk umum mulai Selasa (31/8) tersebut. Hal itu digarap bersama seniman penuh bakat, I Made Sidia, guna memproduksi tarian tradisional bernafaskan Bali.
Ian memulai kariernya sebagai penari profesional pada usia 16, dan telah bekerja di semua medium dari industri hiburan.
Pada tahun 2000, ia diundang menjadi koreografer utama pada sebuah produksi di Australia berbudget 8 juta dolar. Produksi bertajuk "Pan" yang diinspirasi cerita klasik terkenal 'Peter Pan' karya JM Barrie itu berkisah tentang kehidupan bocah ajaib dan usil yang menolak untuk tumbuh dewasa. Acara itu didukung oleh Jim Henson Creature Shop dan perusahaan MEAG Jerman, yang dipentaskan pertama kali di Sydney tahun 2000.
Sejak itu, Ian aktif bekerja dan membantu koreografer-koreografer ternama pada beragam pementasan spektakuler. Dia tidaklah asing di Asia. Pada 2009, ia bekerja dengan direktur kreatif 'Bali Agung', Peter Wilson sebagai bagian dari tim kreatif untuk "Colours of Malaysia".
Digambarkan sebagai biangalala penuh sensasi pertunjukan tradisional, parade warna-warni, serta seni dan kerajinan, 'Colours of Malaysia' adalah ekstravaganza kultural terkini di negara tersebut.
Kini kembali di Asia Tenggara, Ian sangat antusias tentang acara baru berikut teater raksasa dengan panggung berdimensi 80 m x 40 m. "Ini adalah ruang kreatif yang luas bagi seorang koreografer," jelas Ian.
Dia menyatakan cintanya akan pemandangan Bali, berikut orang dan budaya artistiknya, selain bangga bisa mengemukakan aspek-aspek tersebut lewat persembahan karyanya kepada publik baik domestik dan internasional yang mengunjungi Pulau Dewata.
"Tim yang mengerjakan 'Bali Agung' amatlah luar biasa, terutama dalam menciptakan sebuah hiburan yang menyenangkan sekaligus magis. Yang pastinya akan menampilkan warisan seni dan budaya Bali kepada audiens yang baru," katanya.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Ratna Soebrata, Marketing Manager Bali Theatre melalui (0361) 950 000, HP 081 139 8826, E-mail: info@balitheatre.com atau klik www.balitheatre.com. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Ia harus melakukan tugas sinkronisasi yang tidak mudah, terutama ketika bekerjasama dengan para pemain dengan rentang usia dan pengalaman yang beragam, dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.
Sebagai koreografer untuk pertunjukan kontemporer 'Bali Agung', Ian tidak hanya berinteraksi dengan orang, tetapi juga bekerja dengan hampir selusin gajah, burung pemangsa, hewan ternak dan bahkan harimau garang pada saat yang berbeda di atas panggung.
Dia juga menampilkan tarian kontemporer di pementasan yang akan diresmikan Minggu (29/8) dan dibuka untuk umum mulai Selasa (31/8) tersebut. Hal itu digarap bersama seniman penuh bakat, I Made Sidia, guna memproduksi tarian tradisional bernafaskan Bali.
Ian memulai kariernya sebagai penari profesional pada usia 16, dan telah bekerja di semua medium dari industri hiburan.
Pada tahun 2000, ia diundang menjadi koreografer utama pada sebuah produksi di Australia berbudget 8 juta dolar. Produksi bertajuk "Pan" yang diinspirasi cerita klasik terkenal 'Peter Pan' karya JM Barrie itu berkisah tentang kehidupan bocah ajaib dan usil yang menolak untuk tumbuh dewasa. Acara itu didukung oleh Jim Henson Creature Shop dan perusahaan MEAG Jerman, yang dipentaskan pertama kali di Sydney tahun 2000.
Sejak itu, Ian aktif bekerja dan membantu koreografer-koreografer ternama pada beragam pementasan spektakuler. Dia tidaklah asing di Asia. Pada 2009, ia bekerja dengan direktur kreatif 'Bali Agung', Peter Wilson sebagai bagian dari tim kreatif untuk "Colours of Malaysia".
Digambarkan sebagai biangalala penuh sensasi pertunjukan tradisional, parade warna-warni, serta seni dan kerajinan, 'Colours of Malaysia' adalah ekstravaganza kultural terkini di negara tersebut.
Kini kembali di Asia Tenggara, Ian sangat antusias tentang acara baru berikut teater raksasa dengan panggung berdimensi 80 m x 40 m. "Ini adalah ruang kreatif yang luas bagi seorang koreografer," jelas Ian.
Dia menyatakan cintanya akan pemandangan Bali, berikut orang dan budaya artistiknya, selain bangga bisa mengemukakan aspek-aspek tersebut lewat persembahan karyanya kepada publik baik domestik dan internasional yang mengunjungi Pulau Dewata.
"Tim yang mengerjakan 'Bali Agung' amatlah luar biasa, terutama dalam menciptakan sebuah hiburan yang menyenangkan sekaligus magis. Yang pastinya akan menampilkan warisan seni dan budaya Bali kepada audiens yang baru," katanya.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Ratna Soebrata, Marketing Manager Bali Theatre melalui (0361) 950 000, HP 081 139 8826, E-mail: info@balitheatre.com atau klik www.balitheatre.com. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010