Denpasar (Antara Bali) - Ketua Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Bali Ny Ayu Pastika mengajak seluruh komponen masyarakat mampu mencegah terjadinya serangan jantung koroner sejak dini.
"Pihaknya melakukan berbagai kegiatan melibatkan peranserta masyarakat dalam mencegah terjadinya serangan penyakit jantung koroner," kata Ny Ayu Pastika ketika menghadiri seminar kesehatan mengusung tema "Harmoni Keluarga dan Penyakit Jantung Koroner" di Gedung Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Sabtu.
Ia mengatakan, kegiatan yang melibatkan peranserta masyarakat itu antara lain senam jantung sehat setiap hari Minggu di lapangan Puputan Margarana Renon Denpasar.
Selain itu memperkenalkan satu jenis olahraga pencegah serangan penyakit jantung koroner yaitu olahraga "skipping", khususnya kepada anak-anak sekolah dengan tujuan untuk mencegah terjadinya serangan pada usia dini.
Dengan melakukan sosialisai kepada anak-anak sekolah diharapkan mampu menumbuhkan sikap waspada dan sadar terhadap bahaya serangan jantung, untuk kemudian disebarluaskan kepada keluarga dan teman-teman sekitarnya.
Masyarakat juga diiingatkan slogan yang mengungkapkan bahwa peralatan canggih bisa mengobati semua penyakit termasuk sakit jantung koroner tidak sepenuhnya benar.
Ayu Pastika mengingatkan, untuk itu perlunya menjaga kesehatan dengan melaksanakan pola makan, berolahraga dan tidak stres. Itulah yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat.
Hal lain yang tidak kalah penting menjaga harmoni keluarga, karena harmoni keluarga adalah salah satu cara mencegah penyakit jantung koroner, ujar Ayu Pastika.
Ketua Panitia Seminar sekaligus tampil sebagai pembicara Dr.dr Ketut Rina, SpPD, SpJP(K), FIHA, bahwa ada banyak faktor yang bisa memicu penyakit Jantung Koroner.
Dari faktor tersebut ada yang bisa dihindarkan dan ada juga yang tidak bisa dihindarkani. Yang bisa dihindarkan seperti merokok, makanan-makanan berlemak, alkohol dan stres.
Hal-hal yang tidak bisa dihindarkan misalnya umur, jenis kelamin, dan gender. Selain itu untuk bisa mencegah terjadinya serangan penyakit jantung koroner dengan selalu bergerak atau berolah raga serta menghindari kegemukan.
Rina juga menambahkan bahwa pencegahan akan sangat efektif dan lebih murah dari pada mengobati, akan tetapi jika ada serangan jantung kepada seseorang, masyarakat diharapkan untuk mencari pertolongan kepada lembaga yang tahu cara menangani penyakit jantung seperti Puskesmas, atau rumah sakit dan tidak menangani sendiri di rumah.
Dalam seminar sehari yang melibatkan ratusan peserta juga tampil pembicara Prof. Dr. dr Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Pihaknya melakukan berbagai kegiatan melibatkan peranserta masyarakat dalam mencegah terjadinya serangan penyakit jantung koroner," kata Ny Ayu Pastika ketika menghadiri seminar kesehatan mengusung tema "Harmoni Keluarga dan Penyakit Jantung Koroner" di Gedung Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Sabtu.
Ia mengatakan, kegiatan yang melibatkan peranserta masyarakat itu antara lain senam jantung sehat setiap hari Minggu di lapangan Puputan Margarana Renon Denpasar.
Selain itu memperkenalkan satu jenis olahraga pencegah serangan penyakit jantung koroner yaitu olahraga "skipping", khususnya kepada anak-anak sekolah dengan tujuan untuk mencegah terjadinya serangan pada usia dini.
Dengan melakukan sosialisai kepada anak-anak sekolah diharapkan mampu menumbuhkan sikap waspada dan sadar terhadap bahaya serangan jantung, untuk kemudian disebarluaskan kepada keluarga dan teman-teman sekitarnya.
Masyarakat juga diiingatkan slogan yang mengungkapkan bahwa peralatan canggih bisa mengobati semua penyakit termasuk sakit jantung koroner tidak sepenuhnya benar.
Ayu Pastika mengingatkan, untuk itu perlunya menjaga kesehatan dengan melaksanakan pola makan, berolahraga dan tidak stres. Itulah yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat.
Hal lain yang tidak kalah penting menjaga harmoni keluarga, karena harmoni keluarga adalah salah satu cara mencegah penyakit jantung koroner, ujar Ayu Pastika.
Ketua Panitia Seminar sekaligus tampil sebagai pembicara Dr.dr Ketut Rina, SpPD, SpJP(K), FIHA, bahwa ada banyak faktor yang bisa memicu penyakit Jantung Koroner.
Dari faktor tersebut ada yang bisa dihindarkan dan ada juga yang tidak bisa dihindarkani. Yang bisa dihindarkan seperti merokok, makanan-makanan berlemak, alkohol dan stres.
Hal-hal yang tidak bisa dihindarkan misalnya umur, jenis kelamin, dan gender. Selain itu untuk bisa mencegah terjadinya serangan penyakit jantung koroner dengan selalu bergerak atau berolah raga serta menghindari kegemukan.
Rina juga menambahkan bahwa pencegahan akan sangat efektif dan lebih murah dari pada mengobati, akan tetapi jika ada serangan jantung kepada seseorang, masyarakat diharapkan untuk mencari pertolongan kepada lembaga yang tahu cara menangani penyakit jantung seperti Puskesmas, atau rumah sakit dan tidak menangani sendiri di rumah.
Dalam seminar sehari yang melibatkan ratusan peserta juga tampil pembicara Prof. Dr. dr Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014