Denpasar (Antara Bali) - Asisten Deputi Teknologi dan Rekayasa Industri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iga Mai Sukariyati MM mendukung industri kreatif yang dituangkan dalam program inkubator wirausaha.

"Kami mendukung perguruan tinggi yang berbasis program inkubator, sebab dengan program tersebut akan menumbuhkan jiwa wirausahawan bagi mahasiswa setelah mereka lulus," katanya, seusai kunjungan ke STMIK Primakara Bali, di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan beberapa sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia telah menerapkan program inkubator seperti yang diterapkan di STMIK Primakara, namun hasilnya masih lambat.

"Setelah kami mendengar pemaparan dan melihat penerapan inkubator di laboratorium kampus oleh mahasiswa STMIK Primakara, kemajuan program yang dilakukan dalam digital luar biasa," kata Mai Sukariyati yang sekaligus pimpinan rombongan dari Kementerian Bidang Perekonomian Deputi Industri, dan Inovasi Teknologi itu.

Lebih lanjut, Mai Sukariyati mengatakan pihaknya akan terus mendorong perguruan yang menerapkan program inkubator tersebut. Karena ke depannya industri yang berbasis teknologi menjadi tumpuan dalam perekonomian tersebut.

"Kemajuan dibidang teknologi menjadikan industri kreatif akan semakin berkembang. Melalui sentuhan digitalisasi akan melahirkan karya-karya yang bisa dijual secara internasional," ucapnya.

Mai Sukariyati menyatakan kekagumannya dengan perkembangan pesat dari STMIK Primakara dibanding dengan perguruan lain di Tanah Air, karena dukungan fasilitas sangat memadai.

"Tadinya saya tidak punya gambaran seperti ini, baru berdiri satu tahun lebih, tapi perkembangannya sudah amat pesat, yang lain masih sangat lambat. Ini pesat sekali perkembangannya, sangat bagus," ujarnya.

Ketua Yayasan Primakara Bali Made Artana menyatakan,inkubator bisnis atau pusat pengembangan dan pembinaan para calon wirausaha di STMIK Primakara bukan asesoris semata, tapi menjadi bagian penting dari proses belajar di kampus.

"Kami konsen pada pembinaan, seperti pembinaan apa yang kita berikan dan fasilitas apa yang kita berikan. Mahasiswa STMIK Primakara yang masuk ke inkubator bisnis sebagai calon wirausaha, ke depan diharapkan bisa lebih sukses peluang bisnisnya dibanding saat ini," ujarnya.

Kementerian Perekonomian, kata Artana, sangat membuka peluang sinergi dengan Primakara, setelah pihak kementerian melakukan peninjauan kampus yang berlokasi di Jalan Tukad Badung, Kota Denpasar ini.

"Kita melihat, konsep inkubator bisnis ini relatif baru di Indonesia, mereka (Kementerian Perekonomian) senang dengan inkubator bisnis kita," katanya.

Direktur STMIK Primakara, I Putu Agus Swastika M.Kom menambahkan, keberadaan inkubator bisnis di Primakara, terintegrasi atau menyatu dengan kurikulum kampus. Dalam kurikulum ini mahasiswa mendapat materi tentang kewirausahaan dan "technopreneurship".

"Mindset (polapikir) dirubah dari pencari kerja menjadi wirausaha atau pencipta lapangan kerja. Kita menyebutnya technoprenurship. Diharapkan setelah masuk inkubator, para mahasiswa nantinya tidak lagi mencari pekerjaan, tapi punya usaha sendiri," ucapnya.

Inkubator Bisnis STMIK Primakara juga berkolaborasi dengan berbagai komunitas yang ada di Bali, sehingga iklim usaha digital ini bisa tumbuh di Bali.

"Penerapan kurikulum di kampus kami, khusus kurikulum bisnis sebanyak tujuh satuan kuliah semester (SKS), sedangkan di perguruan tinggi lain hanya dua SKS," katanya.(MFD)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : Mayolus Fajar Dwiyanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014