Singaraja (Antara Bali) - Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana menyatakan hama kutu loncat yang menyerang tanaman mangga di Desa Bulian dan Depeha, bisa diatasi dengan menebang ranting pohon dan membiarkan muncul tunas baru.

"Kami sudah mencoba menyosialisasikan di Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, pada lahan seluas dua hektare dan ternyata ranting pohon baru yang sudah besar bisa berbuah normal," ujar Bupati dihadapan sejumlah pimpinan media massa di Singaraja, Rabu.

Ia menjelaskan, hama kutu yang menyerang ratusan hektare pohon mangga di kedua desa yang bertetangga itu, disebabkan pemakaian obat-obatan kimia (pupuk) penguat bunga dan buah secara berlebihan sehingga akhirnya muncul efek hama tersebut.

"Sekarang ini masyarakat di Desa Depeha mulai melakukan penebangan sendiri ranting pohon mangga dan menerapkan sistem pertanian organik dengan menghindarkan pemakaian pupuk pupuk kimia, sebagai upaya mengatasi penyakit tersebut," ujarnya.

Menurut dia, kedua desa yaitu Bulian dan Depeha merupakian produsen mangga sebagai penghasilan utama masyarakat, hanya saja tidak menghasilkan buah yang optimal akibat serangan hama kutu loncat dan juga pengaruh cuaca yang tidak menentu.

Ia menjelaskan, jika petani mangga menerapkan sistem pertanian organik dengan menghindarkan pupuk kimia optimis pohon mangga yang ditanam akan berproduksi optimal.

"Contoh petani yang menggunakan sistem pertanian organik di Desa Bulian sudah ada yang menggeluti usaha tanaman buah naga, dengan bimbingan semangat yang tinggi dan ternyata mencapai kemajuan yang cukup membanggakan," ujarnya.

Hasil buah naga, kata Bupati, selain memenuhi kebutuhan masyarakat di Buleleng juga sudah masuk ke berbagai supermarket di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, karena itu diharapkan masyarakat Desa Bulian kembali ke pertanian organik.

"Kalau dilihat tingkat kesuburan tanah di Desa Bulian memang sangat memprihatinkan karena kondisinya sangat kering sekali, karena tidak memiliki air yang cukup untuk mengairi sawah ladang masyarakat, namun bila masyarakat memiliki semangat dan menerapkan sistem pertanian yang benar terbukti dapat memberikan penghasilan yang besar," ujarnya.

Menurut saudagar buah mangga, Wayan Kariade, hama kutu loncat sudah menyerang tanaman mangga petani sejak sepuluh tahun terakhir yang diperparah keadaan cuaca yang tidak menentu, terutama saat pohon mangga mulai berbunga seperti biasa dilakukan penyemprotan tetapi tiba tiba hujan turun sehingga bunga mangga berubah hitam dan berguguran.

"Biasanya kami membeli buah mangga petani sejak mulai berbunga, setelah itu kami langsung memelihara hingga buahnya siap dipanen dengan menggunakan obat-obat kimia, sedangkan petani setelah menerima uang menyerahkan sepenuhnya masalah perawatan dan pemeliharaan hingga panen," ujarnya.

Menurut dia, kalangan penyuluh pertanian sudah angkat tangan untuk mengatasi penyakit tersebut, sehingga ratusan petani mangga di kedua desa pasrah menghadapi keadaan yang sangat merugikan tersebut terkadang pohon mangga berbuah dan terkadang tidak.

Sehabis disemprot, katanya, hama kutu loncat yang menyerang bunga dan daun memang berkurang tetapi tidak lama setelah penyemprotan, hama kembali datang menyerang bunga atau buah mangga yang masih kecil kecil.

"Pohon mangga di desa desa lainnya penghasil mangga yaitu Kubutambahan, Bukti, Tejakula, Bondalem dan puluhan desa di Buleleng Timur belum terpengaruh hama kutu loncat, herannya hanya di dua desa ini hama mengganas sehingga kami juga membeli mangga hingga ke Buleleng Timur, demikian Wayan Kariada. (MFD)

Pewarta: Oleh Mayolus Fajar

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014