Negara (Antara Bali) - Polres Jembrana dilengkapi drone atau pesawat tanpa awak, untuk memantau kawasan tertib hukum, termasuk kepadatan lalu-lintas.
"Selain kami, ada dua Polres lagi di Bali yang mengoperasikan pesawat serupa yaitu Gianyar dan Klungkung. Dengan pesawat ini, kami bisa pantau situasi di lapangan dengan lebih cepat," kata Wakapolres Jembrana, Komisaris Riza Faisal, di Negara, Selasa.
Menurutnya, pantauan dari udara dengan pesawat ini, akan sangat membantu pihaknya dalam mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban, khususnya yang berhubungan dengan lalu-lintas.
"Saat ini pesawat kami gunakan memantau kawasan tertib hukum. Tapi saat musim mudik lebaran, pesawat ini akan lebih berfungsi maksimal, untuk memetakan kepadatan lalu-lintas, termasuk kemacetan," ujarnya.
Dengan mengetahui lokasi kemacetan saat mudik, katanya, bisa dilakukan antisipasi dengan cepat oleh anggota kepolisian.
Ia mengungkapkan, pesawat tanpa awak ini bisa terbang dengan ketinggian 1000 meter, dengan jarak tempuh sekitar 800 meter, dan daya tahan baterai sekitar 15 sampai 20 menit.
"Meskipun daya tahan baterainya hanya limabelas sampai duapuluh menit, tapi kalau dioperasikan maksimal, akan sangat membantu kami," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Selain kami, ada dua Polres lagi di Bali yang mengoperasikan pesawat serupa yaitu Gianyar dan Klungkung. Dengan pesawat ini, kami bisa pantau situasi di lapangan dengan lebih cepat," kata Wakapolres Jembrana, Komisaris Riza Faisal, di Negara, Selasa.
Menurutnya, pantauan dari udara dengan pesawat ini, akan sangat membantu pihaknya dalam mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban, khususnya yang berhubungan dengan lalu-lintas.
"Saat ini pesawat kami gunakan memantau kawasan tertib hukum. Tapi saat musim mudik lebaran, pesawat ini akan lebih berfungsi maksimal, untuk memetakan kepadatan lalu-lintas, termasuk kemacetan," ujarnya.
Dengan mengetahui lokasi kemacetan saat mudik, katanya, bisa dilakukan antisipasi dengan cepat oleh anggota kepolisian.
Ia mengungkapkan, pesawat tanpa awak ini bisa terbang dengan ketinggian 1000 meter, dengan jarak tempuh sekitar 800 meter, dan daya tahan baterai sekitar 15 sampai 20 menit.
"Meskipun daya tahan baterainya hanya limabelas sampai duapuluh menit, tapi kalau dioperasikan maksimal, akan sangat membantu kami," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014