Negara (Antara Bali) - Pemereintah Kabupaten Jembrana membantu warga yang menderita gangguan jiwa berkenaan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN).
"Orang yang menderita gangguan jiwa bukan harus ditinggalkan, tapi justru harus mendapatkan perhatian lebih," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat mengunjungi I Gede Andika Sanjaya (25), salah seorang penderita gangguan jiwa di Desa Batu Agung, Minggu
Menurutnya, penderita gangguan jiwa beserta keluarganya harus diberi motivasi dengan harapan penderita bisa disembuhkan.
Artha mengatakan dia juga telah memberikan perintah kepada instansi terkait untuk memantau penderita gangguan jiwa dan memberikan bantuan yang diperlukan.
Sementara itu Ni Wayan Sudiartini, ibu Andika mengatakan, gejala gangguan jiwa anaknya tersebut mulai terlihat saat dia berumur 20 tahun.
"Awalnya ia sering mengamuk, dan menyendiri di tempat-tempat yang oleh warga sini dikenal angker. Untuk pengobatan, kami rutin membawanya ke rumah sakit jiwa di Kabupaten Bangli," katanya.
Dia menambahkan, setelah mendapat pengobatan dari RSJ Bangli anaknya tidak mengamuk lagi, namun belum normal seperti sebelumnya.
Dia berharap anaknya segera sembuh, karena waktu masih sekolah dulu anaknya termasuk murid yang pintar.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Putu Suasta MKes mengatakan, selain membantu penderita gangguan jiwa, Hari Kesehatan Nasional juga diisi kegiatan sosial lainnya seperti donor darah dan pemeriksaan kesehatan gratis yang dipusatkan di Gedung Kesenian Bung Karno, Negara.(GBI/I018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Orang yang menderita gangguan jiwa bukan harus ditinggalkan, tapi justru harus mendapatkan perhatian lebih," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat mengunjungi I Gede Andika Sanjaya (25), salah seorang penderita gangguan jiwa di Desa Batu Agung, Minggu
Menurutnya, penderita gangguan jiwa beserta keluarganya harus diberi motivasi dengan harapan penderita bisa disembuhkan.
Artha mengatakan dia juga telah memberikan perintah kepada instansi terkait untuk memantau penderita gangguan jiwa dan memberikan bantuan yang diperlukan.
Sementara itu Ni Wayan Sudiartini, ibu Andika mengatakan, gejala gangguan jiwa anaknya tersebut mulai terlihat saat dia berumur 20 tahun.
"Awalnya ia sering mengamuk, dan menyendiri di tempat-tempat yang oleh warga sini dikenal angker. Untuk pengobatan, kami rutin membawanya ke rumah sakit jiwa di Kabupaten Bangli," katanya.
Dia menambahkan, setelah mendapat pengobatan dari RSJ Bangli anaknya tidak mengamuk lagi, namun belum normal seperti sebelumnya.
Dia berharap anaknya segera sembuh, karena waktu masih sekolah dulu anaknya termasuk murid yang pintar.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Putu Suasta MKes mengatakan, selain membantu penderita gangguan jiwa, Hari Kesehatan Nasional juga diisi kegiatan sosial lainnya seperti donor darah dan pemeriksaan kesehatan gratis yang dipusatkan di Gedung Kesenian Bung Karno, Negara.(GBI/I018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014