Denpasar (Antara-Bali)- Aneka barang kerajinan Bali yang dibuat dengan rancang bangun (desain) yang dikombinasikan dengan budaya lokal, mempunyai pangsa pasar tersendiri di pasar ekspor, sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan terhadap persaingan dari negara tetangga.
"Barang kerajinan Bali memang mendapat persaingan dari negara lain seperti Tiongkok, Vietnam dan India, tetapi semua itu tidak perlu merisaukan karena sama-sama memiliki pangsa pasar tersendiri," kata Ketut Nadia, pengusaha aneka kerajinan di Gianyar, Minggu.
Apalagi produk asal Tiongkok memiliki citra sebagai produk yang murah dengan kualitas yang rendah, dan kondisi itu menguntungkan bagi Bali. Pokoknya hasil kerajinan Pulau Dewata mampu menyentuh hati calon pembelinya tentu dengan harga terjangkau, kata dia.
Tersebar luasnya citra kurang menguntungkan produk asal negeri Tiongkok tersebut, menyebabkan aneka barang kerajinan sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali punya pangsa pasar khusus di luar negeri, sehingga pesanan yang diterima perajin tetap tinggi.
Walau ada krisis ekonomi global, realisasi aneka kerajinan yang diekspor, sehingga perolehan devisa aneka kerajinan dan komoditas nonmigas lainnya selama 2014 hingga September sesuai catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencapai 399 juta dolar AS.
Perekonomian global belum pulih benar, tetapi perolehan devisa dari perdagangan aneka barang kerajinan dan nonmigs lainnya masih ada kenaikan sebesar 1,32 persen, selama sembilan bulan I-2014, jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2013 yang hanya sebesar 303 juta dolar.
Hal yang cukup menggembirakan itu, berkat kerajinan Bali yang tadinya mendapat persaingan ketat dari negara tetangga, masih laku terjual dengan cukup memadai bahkan ada peningkatan dalam perolehan devisa.
Nadia mengatakan, negara pesaing industri Bali dalam memproduksi matadagangan dilakukan secara massal dengan memanfaatkan teknologi industri sehingga mampu menghasilkan barang dalam jumlah tertentu, namun kualitasnya rendah.
Sedangkan pengusaha dan perajin Bali dalam menciptakan barang bernilai seni masih mempertahankan keterampilan tangan dalam memenuhi permintaan atau pesanan yang datang dari mitra bisnisnya di luar negeri.
Masih tinggi permintaan pasar akan aneka barang kerajinan Bali seperti perabotan rumah tangga, anyaman bambu yang dipadukan dengan rotan, patung kayu, mainan anak-anak menyebabkan perolehan devisa bertambah terus.
"Ini artinya barang kerajinan yang dibuat secara artistik oleh masyarakat Bali, memiliki pangsa pasar khusus yang tidak tergantikan," tutur Nadia sambil menyebutkan ada sedikitnya 17 jenis kerajinan daerah ini dipasarkan ke luar negeri.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Barang kerajinan Bali memang mendapat persaingan dari negara lain seperti Tiongkok, Vietnam dan India, tetapi semua itu tidak perlu merisaukan karena sama-sama memiliki pangsa pasar tersendiri," kata Ketut Nadia, pengusaha aneka kerajinan di Gianyar, Minggu.
Apalagi produk asal Tiongkok memiliki citra sebagai produk yang murah dengan kualitas yang rendah, dan kondisi itu menguntungkan bagi Bali. Pokoknya hasil kerajinan Pulau Dewata mampu menyentuh hati calon pembelinya tentu dengan harga terjangkau, kata dia.
Tersebar luasnya citra kurang menguntungkan produk asal negeri Tiongkok tersebut, menyebabkan aneka barang kerajinan sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali punya pangsa pasar khusus di luar negeri, sehingga pesanan yang diterima perajin tetap tinggi.
Walau ada krisis ekonomi global, realisasi aneka kerajinan yang diekspor, sehingga perolehan devisa aneka kerajinan dan komoditas nonmigas lainnya selama 2014 hingga September sesuai catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencapai 399 juta dolar AS.
Perekonomian global belum pulih benar, tetapi perolehan devisa dari perdagangan aneka barang kerajinan dan nonmigs lainnya masih ada kenaikan sebesar 1,32 persen, selama sembilan bulan I-2014, jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2013 yang hanya sebesar 303 juta dolar.
Hal yang cukup menggembirakan itu, berkat kerajinan Bali yang tadinya mendapat persaingan ketat dari negara tetangga, masih laku terjual dengan cukup memadai bahkan ada peningkatan dalam perolehan devisa.
Nadia mengatakan, negara pesaing industri Bali dalam memproduksi matadagangan dilakukan secara massal dengan memanfaatkan teknologi industri sehingga mampu menghasilkan barang dalam jumlah tertentu, namun kualitasnya rendah.
Sedangkan pengusaha dan perajin Bali dalam menciptakan barang bernilai seni masih mempertahankan keterampilan tangan dalam memenuhi permintaan atau pesanan yang datang dari mitra bisnisnya di luar negeri.
Masih tinggi permintaan pasar akan aneka barang kerajinan Bali seperti perabotan rumah tangga, anyaman bambu yang dipadukan dengan rotan, patung kayu, mainan anak-anak menyebabkan perolehan devisa bertambah terus.
"Ini artinya barang kerajinan yang dibuat secara artistik oleh masyarakat Bali, memiliki pangsa pasar khusus yang tidak tergantikan," tutur Nadia sambil menyebutkan ada sedikitnya 17 jenis kerajinan daerah ini dipasarkan ke luar negeri.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014