Gianyar (Antara Bali) - Sepanjang aliran Tukad Ayung yang membelah Kabupaten Badung dan Gianyar, Bali yang dikenal sebagai jalur arum jeram (rafting) digunakan oleh 13 perusahaan, masing-masing mengoperasikan puluhan perahu karet.
"Derasnya air sungai itu benyak terdapat tempat-tempat berbahaya seperti lubang-lubang di sela-sela bebatuan yang bisa mengancam jiwa seperti yang dialami Shavik Shah (29), wisatawan asal India," kata Manager Operasional Bali Adventure, Kedewatan Kabupaten Gianyar Ketut Weji, Sabtu.
Ia mengatakan, korban ditemukan meninggal pada Senin (3/11) akibat derasnya arus sungai dan korban jatuh dari perahu karet yang kemudian masuk ke dalam lubang di sela-sela bebatuan.
Petugas arum jeram yang mendampingi wisman yang naas itu sudah melakukan sistem operasional produsur (SOP) yang benar sesuai aturan rafting. Bahkan sebelum dimulai terjun ke tengah sungai, pemandu sudah memberikan penjelasan kepada wisatawan cara-cara dalam rafting.
Selain itu, wisatawan yang ikut sudah dilengkapi alat keamanan. Dalam pelayaran dari Banjar Payangan Desa, Payangan, Gianyar menuju finish di Kedewatan ada arung jeram dimana para peserta harus turun dan berjalan kaki, namun dua dari enam peserta termasuk korban, ngotot tidak mau turun dan memilih dalam perahu.
Namun akhirnya korban diterjang arus air yang deras sehingga jatuh dari perahu. Korban sempat terlihat di sela-sela batu namun akhirnya hilang.
Pemilik Bali Adventur (oner), Nigel Mason menjelaskan, pihaknya bersama perusahaan rafting yang menggunakan aliran Sungai Ayung terus melakukan pengamatan terhadap aliran sungai tersebut.
Jika aliran air sungai terlalu tinggi pihaknya bersama perusahaan lain tidak berani melakukan rafting karena bisa membahayakan peserta arung jeram.
Dikatakan aliran sungai Ayung selama ini memang sulit ditebak. Berdasarkan pengamatan dan keterangan sejumlah pemandu rafting banyak terdapat lubang-lubang dalam celah-celah batu yang sangat berbahaya.
Untuk itu, ke depan perusahaan Bali Adventure dan belasan perusahaan lainnya akan melakukan pemetaan terhadap jalur-jalur yang dilalui rafting sangat berbahaya. Sehingga tempat yang berbahaya itu bisa dihindari dan melintasi tempat yang aman.
Nigel Mason menambahkan, pihaknya sudah melakukan pendekatan dengan keluarga korban dan memberikan santunan kepada keluarga korban. Karena ini merupakan musibah sehingga pihak keluarga terutama istri korban sudah mengiklaskan kepergian suaminya.
Humas Bali Adventur, I Wayan Sukianten mengaku sepanjang jalur Sungai Ayung ada jalur-jalur berbahaya. Selain secara skala, diluar itu juga banyak yang mempengaruhi keamanan melakukan rafting.
Sukianten mengakui ada sejumlah tempat yang keramat di sepanjang alur Sungai Ayung, sehingga pihaknya bersama perusahaan lain membangun tempat suci pelinggih dan mengaturkan sesajen di tempat yang dianggap keramat tersebut.
Disinggung soal lambatnya laporan kepolisian, Sukianten mengaku dirinya sempat melapor ke polisi yang ada di Kabupatan Badung, kemudian polisi dari Badung sudah turun ke TKP, karena wilayahnya ada di Gianyar kemudian dipindahkan ke Gianyar dan dirinya baru menghubungi Polsek Payangan.
Kedepan lanjut Sukianten pihaknya (Bali Adventur) dan perusahaan rafting lainnya, akan membangun tenaga pengaman (Resue) bersama atau gabungan. Sehingga apabila ada kejadian di sungai bisa ditangani dengan cepat atau pertolongan pertama sebelum datang tim SAR yang tempatnya sangat jauh.
"Kami akan koordinasikan dengan pemilik rafting lainnya untuk membentuk tenaga penyelamat bersama," katanya.
Pasca tewasnya tamu India, pihaknya Bali Adventur, Jumat (7/11) bertepatan dengan rerainan Purnama kelima melakukan ritual atau upacara di sejumlah tempat.
Di TKP dilakukan upacara pekelem. Dengan maksud agar arwah almarhum kembali keasalnya. Dan diharapkan musibah itu tidak terulang kembali.
Sementara ditempat mayat diangkut digelar upacara mecaru hingga ditempat mayat dinaikkan ke dalam mobil ambulan dekat pura.
Sementara di tempat start (awal) digelar upacara pamrastista.
Kabid Pengendalian Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Gianyar, Ketut Adi Sandiana mengatakan dengan kasus ini akan menjadi pelajaran kedepan sehingga pihak-pihak pengusaha rafting lebih hat-hati dan waspada.
Dengan kejadian ini, sedikitanya ada dampak psikis, namun bagi petualang arung jeram tidak akan menyiutkan nyali mereka. Dengan kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita, agar lebih hati-hati dan waspada. Sehingga kedepan jauh lebih bagus.Sehingga kunjungan wisatawan ke Gianyar lebih meningkat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Derasnya air sungai itu benyak terdapat tempat-tempat berbahaya seperti lubang-lubang di sela-sela bebatuan yang bisa mengancam jiwa seperti yang dialami Shavik Shah (29), wisatawan asal India," kata Manager Operasional Bali Adventure, Kedewatan Kabupaten Gianyar Ketut Weji, Sabtu.
Ia mengatakan, korban ditemukan meninggal pada Senin (3/11) akibat derasnya arus sungai dan korban jatuh dari perahu karet yang kemudian masuk ke dalam lubang di sela-sela bebatuan.
Petugas arum jeram yang mendampingi wisman yang naas itu sudah melakukan sistem operasional produsur (SOP) yang benar sesuai aturan rafting. Bahkan sebelum dimulai terjun ke tengah sungai, pemandu sudah memberikan penjelasan kepada wisatawan cara-cara dalam rafting.
Selain itu, wisatawan yang ikut sudah dilengkapi alat keamanan. Dalam pelayaran dari Banjar Payangan Desa, Payangan, Gianyar menuju finish di Kedewatan ada arung jeram dimana para peserta harus turun dan berjalan kaki, namun dua dari enam peserta termasuk korban, ngotot tidak mau turun dan memilih dalam perahu.
Namun akhirnya korban diterjang arus air yang deras sehingga jatuh dari perahu. Korban sempat terlihat di sela-sela batu namun akhirnya hilang.
Pemilik Bali Adventur (oner), Nigel Mason menjelaskan, pihaknya bersama perusahaan rafting yang menggunakan aliran Sungai Ayung terus melakukan pengamatan terhadap aliran sungai tersebut.
Jika aliran air sungai terlalu tinggi pihaknya bersama perusahaan lain tidak berani melakukan rafting karena bisa membahayakan peserta arung jeram.
Dikatakan aliran sungai Ayung selama ini memang sulit ditebak. Berdasarkan pengamatan dan keterangan sejumlah pemandu rafting banyak terdapat lubang-lubang dalam celah-celah batu yang sangat berbahaya.
Untuk itu, ke depan perusahaan Bali Adventure dan belasan perusahaan lainnya akan melakukan pemetaan terhadap jalur-jalur yang dilalui rafting sangat berbahaya. Sehingga tempat yang berbahaya itu bisa dihindari dan melintasi tempat yang aman.
Nigel Mason menambahkan, pihaknya sudah melakukan pendekatan dengan keluarga korban dan memberikan santunan kepada keluarga korban. Karena ini merupakan musibah sehingga pihak keluarga terutama istri korban sudah mengiklaskan kepergian suaminya.
Humas Bali Adventur, I Wayan Sukianten mengaku sepanjang jalur Sungai Ayung ada jalur-jalur berbahaya. Selain secara skala, diluar itu juga banyak yang mempengaruhi keamanan melakukan rafting.
Sukianten mengakui ada sejumlah tempat yang keramat di sepanjang alur Sungai Ayung, sehingga pihaknya bersama perusahaan lain membangun tempat suci pelinggih dan mengaturkan sesajen di tempat yang dianggap keramat tersebut.
Disinggung soal lambatnya laporan kepolisian, Sukianten mengaku dirinya sempat melapor ke polisi yang ada di Kabupatan Badung, kemudian polisi dari Badung sudah turun ke TKP, karena wilayahnya ada di Gianyar kemudian dipindahkan ke Gianyar dan dirinya baru menghubungi Polsek Payangan.
Kedepan lanjut Sukianten pihaknya (Bali Adventur) dan perusahaan rafting lainnya, akan membangun tenaga pengaman (Resue) bersama atau gabungan. Sehingga apabila ada kejadian di sungai bisa ditangani dengan cepat atau pertolongan pertama sebelum datang tim SAR yang tempatnya sangat jauh.
"Kami akan koordinasikan dengan pemilik rafting lainnya untuk membentuk tenaga penyelamat bersama," katanya.
Pasca tewasnya tamu India, pihaknya Bali Adventur, Jumat (7/11) bertepatan dengan rerainan Purnama kelima melakukan ritual atau upacara di sejumlah tempat.
Di TKP dilakukan upacara pekelem. Dengan maksud agar arwah almarhum kembali keasalnya. Dan diharapkan musibah itu tidak terulang kembali.
Sementara ditempat mayat diangkut digelar upacara mecaru hingga ditempat mayat dinaikkan ke dalam mobil ambulan dekat pura.
Sementara di tempat start (awal) digelar upacara pamrastista.
Kabid Pengendalian Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Gianyar, Ketut Adi Sandiana mengatakan dengan kasus ini akan menjadi pelajaran kedepan sehingga pihak-pihak pengusaha rafting lebih hat-hati dan waspada.
Dengan kejadian ini, sedikitanya ada dampak psikis, namun bagi petualang arung jeram tidak akan menyiutkan nyali mereka. Dengan kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita, agar lebih hati-hati dan waspada. Sehingga kedepan jauh lebih bagus.Sehingga kunjungan wisatawan ke Gianyar lebih meningkat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014