New York (Antara Bali/Xinhua) - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB), karena data ekonomi bervariasi dari dalam dan luar negeri mendukung spekulasi bahwa Federal Reserve bergerak lebih dekat untuk menaikkan suku bunganya.

Di lain pihak, bank sentral di Eropa dan Jepang berada di jalur untuk memperluas kebijakan stimulus moneter mereka guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang cenderung terus melambat.

The Institute for Supply Management (ISM) AS mengatakan pada Senin bahwa indeks pembelian manajer (PMI) manufaktur di negara itu naik menjadi 59,0 pada Oktober, bertambah 2,4 dari September. Angka tersebut, mengalahkan estimasi pasar sebesar 56,1, menunjukkan ekspansi lanjutan di bidang manufaktur.

Sebuah laporan terpisah yang dirilis oleh perusahaan data Markit pada Senin menunjukkan sektor manufaktur zona euro tetap dalam keadaan hampir stagnasi pada bulan lalu dengan PMI tercatat 50,6 pada Oktober, sedikit naik dari terendah 14-bulan pada September 50,3.

Momentum kenaikan pertumbuhan ekonomi AS memicu ekspektasi investor bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebelum pertengahan 2015, meskipun bank sentral menawarkan jaminan bahwa tidak akan menaikkan suku bunga untuk "waktu yang cukup" saat mengumumkan berakhirnya program stimulus dua tahun pada akhir Oktober.

Di zona euro, PMI untuk manufaktur naik menjadi 50,6 pada bulan lalu, turun tipis dari  perkiraan 50,7, dan hanya sedikit di atas posisi netral 50,0 yang memisahkan antara ekspansi dari kontraksi.

Untuk mengangkat ekonomi blok yang memudar, Bank Sentral Eropa (ECB) memulai rencana bulan lalu untuk membeli obligasip dan efek berbasis aset untuk setidaknya dua tahun dan menjanjikan rencana stimulus lebih besar jika diperlukan.

Kurs yen/dolar memperpanjang kenaikannya pada Senin dan melonjak menjadi 114,22 pada pertengahan perdagangan, tertinggi sejak Desember 2007, setelah langkah-langkah stimulus tak terduga bank sentral Jepang (BoJ).

Jumat lalu, BoJ mengejutkan para analis pasar melalui pemungutan suara menaikkan target tahunan untuk memperbesar basis moneter negara itu untuk sekitar 80 triliun yen (731,28 miliar dolar AS) untuk menangkis meningkatnya ekspektasi deflasi. BoJ juga mengatakan akan membeli lebih banyak surat utang negara dari bank-bank dan lembaga keuangan lainnya.

Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,2489 dolar dari 1,2527 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5974 dolar dari 1,5991 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,8685 dolar dari 0,8795 dolar.

Dolar dibeli 113,78 yen Jepang, lebih tinggi dari 112,29 yen di sesi sebelumnya. Dolar naik ke 0,9650 franc Swiss dari 0,9626 franc Swiss dan bergerak naik ke 1,1367 dolar Kanada dari 1,1275 dolar Kanada. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014