Negara (Antara Bali) - Bupati pertama Kabupaten Jembrana, Ida Bagus Gede Doster, tutup usia, Sabtu (1/11), saat menjalani perawatan di RSU Sanglah, Denpasar, karena sakit stroke dan sesak nafas.

"Jasa beliau luar biasa besar untuk Jembrana, karena beliaulah yang pertamakali menata pemerintahan modern pasca penjajahan kolonial Belanda," kata Bupati Jembrana, I Putu Artha, saat melayat ke rumah duka di Desa Batu Agung, Kecamatan Jembrana, Minggu.

Menurutnya, meskipun sudah berusia sepuh, Bupati Jembrana perode 1959-1967 ini tetap memantau pembangunan di daerah tersebut, serta memberikan saran-saran kepada pemerintah.

"Artinya seumur hidup beliau peduli dengan Kabupaten Jembrana. Kami kehilangan sosok orang tua, yang bisa mengikuti perkembangan jaman," ujarnya.

Selain sebagai bupati pertama Kabupaten Jembrana, Doster yang meninggal pada usia 87 tahun ini, juga pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Jembrana.

Sumbangsih pemikiran maupun tindakannya juga meliputi ranah keagamaan di Bali, karena dirinya tercatat sebagai salah satu pencetus berdirinya Parisadha Hindu Darma Indonesia (PHDI), yang menjadi wadah resmi Umat Hindu hingga saat ini.

"Beliau adalah sosok yang lengkap, selain aktif di pemerintahan, juga aktif di bidang keagamaan. Belum lagi perjuangannya mempertahankan kemerdekaan bangsa ini," kata Artha.

Sebagai pejuang kemerdekaan, jasa Doster bersama pejuang lainnya diabadikan di Monumen Perjuangan Gelar, di DUsun Palungan Batu, Desa Batu Agung.

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, ia dilantik sebagai bupati, setelah pemerintahan Anak Agung Bagus Negara, dengan sebutan swatantra yang masih bercorak kerajaan.

Setelah delapan tahun memimpin Kabupaten Jembrana, ia terpilih sebagai Ketua DPRD setempat, sehingga menggenapi perjalanan politik dan pemerintahan.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014