Jakarta (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan peningkatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sebesar 10.000 barel per hari.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan peresmian dilakukan Presiden Yudhoyono dengan menandatangani prasasti usai menghadiri Hari TNI di Surabaya, Jatim, Selasa.
Hadir pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Pelaksana Tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Bojonegoro Suyoto, Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas J. Widjonarko, Presiden Mobil Cepu Limited (MCL) Jon M. Gibbs, Komisaris Utama PT Pertamina Sugiharto, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Amril T. Mandailing, dan Ketua Badan Kerjasama PI Blok Cepu Hadi Ismoyo.
Widjonarko mengatakan tambahan 10.000 barel per hari tersebut menjadikan produksi Banyu Urip meningkat dari 30.000 barel per hari saat ini menjadi 40.000 barel.
"Produksi ini akan terus naik bertahap mencapai puncaknya sebesar 165.000 barel per hari pada tahun depan," ujarnya.
Sebelumnya, Widjonarko mengatakan produksi puncak minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sebesar 165.000 barel per hari, akan terjadi pada Juli-Agustus 2015.
Produksi pertama (first oil) Lapangan Banyu Urip sesuai skenario produksi penuh (full production) akan berlangsung pada Maret 2015.
"Selanjutnya, pada April-Mei 2015, produksi Banyu Urip mencapai 90.000 barel per hari, Juni naik 130.000 barel, dan puncaknya sebesar 165.000 barel per hari pada Juli-Agustus 2015," katanya.
Secara rata-rata produksi minyak Banyu Urip pada 2015 akan mencapai 119.000 barel per hari.
Produksi Banyu Urip tersebut menjadi penyumbang utama rencana produksi minyak rata-rata pada 2015 sebesar 900.000 barel per hari.
Sesuai rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD), Proyek Banyu Urip menelan investasi 2,5 miliar dolar AS yang terdiri atas fasilitas produksi 2,2 miliar dolar dan pengeboran sumur 337 juta dolar.
Pembangunan fasilitas produksi terbagi dalam lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction atau rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (central production facility/CPF), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), floating storage off-loading (FSO), dan fasilitas infrastruktur pendukung.
Kelima kontrak EPC dikerjakan konsorsium yang dipimpin perusahaan Indonesia.
Lalu, terdapat 450 perusahaan subkontraktor nasional dan lokal yang dilibatkan, yang 85 persen dari Bojonegoro dan Tuban.
Selain itu, terdapat lebih dari 10.000 pekerja Indonesia yang 60 persen adalah pekerja dari Bojonegoro dan Tuban.
Kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani 17 September 2005 dengan MCL sebagai operator.
MCL, anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation, memegang 45 persen saham partisipasi, bersama PT Pertamina EP Cepu yang memegang 45 persen saham dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham.
Cadangan minyak Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 450 juta barel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan peresmian dilakukan Presiden Yudhoyono dengan menandatangani prasasti usai menghadiri Hari TNI di Surabaya, Jatim, Selasa.
Hadir pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Pelaksana Tugas Menteri ESDM Chairul Tanjung, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Bojonegoro Suyoto, Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas J. Widjonarko, Presiden Mobil Cepu Limited (MCL) Jon M. Gibbs, Komisaris Utama PT Pertamina Sugiharto, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Amril T. Mandailing, dan Ketua Badan Kerjasama PI Blok Cepu Hadi Ismoyo.
Widjonarko mengatakan tambahan 10.000 barel per hari tersebut menjadikan produksi Banyu Urip meningkat dari 30.000 barel per hari saat ini menjadi 40.000 barel.
"Produksi ini akan terus naik bertahap mencapai puncaknya sebesar 165.000 barel per hari pada tahun depan," ujarnya.
Sebelumnya, Widjonarko mengatakan produksi puncak minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sebesar 165.000 barel per hari, akan terjadi pada Juli-Agustus 2015.
Produksi pertama (first oil) Lapangan Banyu Urip sesuai skenario produksi penuh (full production) akan berlangsung pada Maret 2015.
"Selanjutnya, pada April-Mei 2015, produksi Banyu Urip mencapai 90.000 barel per hari, Juni naik 130.000 barel, dan puncaknya sebesar 165.000 barel per hari pada Juli-Agustus 2015," katanya.
Secara rata-rata produksi minyak Banyu Urip pada 2015 akan mencapai 119.000 barel per hari.
Produksi Banyu Urip tersebut menjadi penyumbang utama rencana produksi minyak rata-rata pada 2015 sebesar 900.000 barel per hari.
Sesuai rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD), Proyek Banyu Urip menelan investasi 2,5 miliar dolar AS yang terdiri atas fasilitas produksi 2,2 miliar dolar dan pengeboran sumur 337 juta dolar.
Pembangunan fasilitas produksi terbagi dalam lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction atau rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (central production facility/CPF), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), floating storage off-loading (FSO), dan fasilitas infrastruktur pendukung.
Kelima kontrak EPC dikerjakan konsorsium yang dipimpin perusahaan Indonesia.
Lalu, terdapat 450 perusahaan subkontraktor nasional dan lokal yang dilibatkan, yang 85 persen dari Bojonegoro dan Tuban.
Selain itu, terdapat lebih dari 10.000 pekerja Indonesia yang 60 persen adalah pekerja dari Bojonegoro dan Tuban.
Kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani 17 September 2005 dengan MCL sebagai operator.
MCL, anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation, memegang 45 persen saham partisipasi, bersama PT Pertamina EP Cepu yang memegang 45 persen saham dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham.
Cadangan minyak Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 450 juta barel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014