Jakarta (Antara Bali) - Najwa Shihab, jurnalis yang saat ini juga
menjadi wakil pemimpin redaksi di salah satu televisi swasta di
Indonesia, mengaku jatuh cinta pada pekerjaanya.
"Saya memang jatuh cinta pada profesi ini sejak lama, melakukan pekerjaannya sendiri itu sudah sangat menyenangkan, bahwa kemudian mendapat pengakuan penghargaan atas apa yang saya cintai itu rasanya memang jadi istimewa," katanya di sela acara Good Housekeeping Indonesia Award di Jakarta, Senin malam.
Najwa adalah salah satu dari sepuluh perempuan yang dianugerahi Shine On Award.
Menurut Najwa, era digitalisasi seperti saat ini memberikan banyak peluang munculnya stasiun televisi baru, namun tidak diimbangi dengan SDM (sumber daya manusia) yang bergerak di bidang ini.
"Saat ini televisi berkembang sangat pesat, industrinya sangat vibrant, tapi SDM-nya sesungguhnya terbatas," ujar Najwa.
"Sementara televisi itu bukan hanya sebuah industri, tapi juga suatu idealisme, jadi SDM yang di dalamnya perlu memiliki kemampuan jurnalistik yang tinggi dan juga sadar akan tanggung jawabnya betapa besar sesungguhnya peran televisi di tengah masyarakat," lanjutnya.
Najwa yang telah 14 tahun menekuni bidang jurnalisme ingin memiliki lebih banyak waktu untuk mengajar dan berbagi pengalaman, bukan hanya kepada sesama jurnalis, namun kepada mahasiswa.
"Saya ingin lebih banyak waktu untuk ke kampus-kampus untuk berbagi ilmu, sharing pengalaman," katanya.
"Saya percaya kalau jurnalisnya peka, jurnalisnya penuh empati, jurnalisnya sadar peran tanggung jawabnya, maka industrinya dengan sendirinya juga akan lebih bertanggung jawab," tambahnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Saya memang jatuh cinta pada profesi ini sejak lama, melakukan pekerjaannya sendiri itu sudah sangat menyenangkan, bahwa kemudian mendapat pengakuan penghargaan atas apa yang saya cintai itu rasanya memang jadi istimewa," katanya di sela acara Good Housekeeping Indonesia Award di Jakarta, Senin malam.
Najwa adalah salah satu dari sepuluh perempuan yang dianugerahi Shine On Award.
Menurut Najwa, era digitalisasi seperti saat ini memberikan banyak peluang munculnya stasiun televisi baru, namun tidak diimbangi dengan SDM (sumber daya manusia) yang bergerak di bidang ini.
"Saat ini televisi berkembang sangat pesat, industrinya sangat vibrant, tapi SDM-nya sesungguhnya terbatas," ujar Najwa.
"Sementara televisi itu bukan hanya sebuah industri, tapi juga suatu idealisme, jadi SDM yang di dalamnya perlu memiliki kemampuan jurnalistik yang tinggi dan juga sadar akan tanggung jawabnya betapa besar sesungguhnya peran televisi di tengah masyarakat," lanjutnya.
Najwa yang telah 14 tahun menekuni bidang jurnalisme ingin memiliki lebih banyak waktu untuk mengajar dan berbagi pengalaman, bukan hanya kepada sesama jurnalis, namun kepada mahasiswa.
"Saya ingin lebih banyak waktu untuk ke kampus-kampus untuk berbagi ilmu, sharing pengalaman," katanya.
"Saya percaya kalau jurnalisnya peka, jurnalisnya penuh empati, jurnalisnya sadar peran tanggung jawabnya, maka industrinya dengan sendirinya juga akan lebih bertanggung jawab," tambahnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014