Jakarta (Antara Bali) - Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berunjuk rasa di Jakarta, menuntut penaikan upah minimum pada 2015 sebesar 30 persen dari 2014.

"Kami hanya meminta Pemerintah RI mengubah kebijakan upah murah yang saat ini hanya Rp2,4 juta untuk wilayah Jabodetabek. Sementara di negara tetangga buruh digaji Rp4 juta sampai Rp5 juta," kata Sekretaris Jenderal KSPI Muhamad Rusdi di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan saat ini Indonesia menempati peringkat 10 pada pertumbuhan ekonomi di dunia. Dengan prestasi tersebut, Indonesia dapat meningkatkan kesejahteraan buruh di Indonesia dengan menaikkan upah minimum hingga Rp3 jutaan.

Selain itu, buruh juga meminta ada kebijakan kenaikan upah minimum setiap dua tahun sekali dengan alasan banyaknya kebijakan yang memberatkan daya beli buruh, seperti kenaikan BBM.

Sebanyak 50.000 pedemo ditargetkan memenuhi Bundaran HI untuk melakukan "long march" ke Istana Negara, Kementerian BUMN, Balai kota, dan terakhir menuju Gedung DPR/MPR.

Delapan federasi terlibat dalam aksi ini, antara lain Asosiasi Pekerja Indonesia (ASPEK), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, (FSPMI), Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan dan Umum (FSP KEP), Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS), dan federasi pekerja pariwisata.

Aksi tersebut, kata Rusdi, merupakan pemanasan karena puncaknya sekitar duajuta buruh akan melakukan pemogokan kerja pada akhir Oktober atau awal November.

"Kami ingin menyuarakan aspirasi kami, tetapi tidak pernah didengar atau ditindaklanjuti sehingga kami akan mogok kerja di pabrik tempat kami bekerja," ungkapnya. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014