Denpasar (Antara Bali) - Nilai tukar petani (NTP) Bali sebesar 106,02 persen pada bulan September 2014, naik sebesar 0,76 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 105,21 persen.

"Kondisi NTP Bali itu lebih tinggi dari rata-rata NTP tingkat nasional pada bulan yang sama tercatat 102,36 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Rabu

Ia mengatakan, itu artinya tingkat kesejahteraan petani di Pulau Dewata masih lebih baik dibanding rata-rata secara nasional.

Subsektor utama yang mendorong naiknya NTP Bali adalah subsektor hortikultura yang mengalami kenaikan sebesar 2,25 persen.

Panusunan Siregar menambahkan, berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan petani dikelompok ke dalam lima subsektor, yakni tamanan pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

NTP diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP, namun semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.

NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga.

Panusunan Siregar menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan pada bulan September 2014, NTP Bali mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Kenaikan NTP disebabkan oleh naiknya nilai indeks yang yang diterima petani sebesar 1,21 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,44 perse.

Kenaikan NTP tersebut didorong oleh naiknya NTP subsektor hortikultura sebesar 0,25 persen, pternakan 1,16 persen dan tanaman pangan 0,75 persen.

Dua subsektor lainnya mengalami penurunan yang meliputitanaman perkebunan rakyat sebesar -1,22 persen dan perikanan -0,54 persen, ujar Panasunan Siregar. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014