Makassar (Antara Bali) - Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar, Sulawesi Selatan dalam memberi pelayanan kepada masyarakat menggunakan tenaga sukarelawan mencapai 200 orang.

"Tenaga sukarelawan tersebut berasal dari perawat, bidan, dan pegawai administrasi. Mereka mengabdikan dirinya untuk ikut serta memberikan pelayanan kepada masyarakat pengunjung," kata Wakil Direktur RSUD Kota Makassar, dr Arini Jafar saat menerima Wakil Direktur Administrasi Umum RSUD Wangaya Denpasar Drs Made Maja Winaya MSi di Makassar, Jumat.

Arini mengatakan dengan bantuan tenaga sukarelawan dari para medis tersebut, maka pelayanan akan lebih lancar. Karena mereka akan membantu tenaga atau pegawai tetap dalam memberi pelayanan pengunjung.

"Mereka menjadi tenaga sukarelawan itu atas kemauan sendiri. Karena sebagian besar mereka dulu saat PKL melakukan pelatihan di rumah sakit tersebut. Karena belum mendapatkan pekerjaan di tempat lain mereka rela bergabung di RSUD Makassar," ucapnya didampingi Kabag Pelayanan Masyarakat RSUD Makassar drg Komang Widya Arya.

Arini lebih lanjut mengatakan tenaga sukarela setiap bulan juga mendapatkan imbalan dari pelayanan jasa yang ada di RSUD setempat.

"Mereka sebagian besar juga ditempatkan untuk membantu pelayanan Jamkesda maupun BPJS kesehatan, sehingga mereka mendapatkan imbalan setiap bulannya," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Administrasi Umum RSUD Wangaya Denpasar  Made Maja Winaya, MSi mengatakan untuk tenang pelayanan di RSUD Wangaya didukung para medis dan dokter tetap maupun non PNS.

"Jadi saat ini pelayanan di RSUD Wangaya dari segi tenaga medis cukup memadai dalam memberi pelayanan. Terlebih tingkat kunjungan di rumah sakit setempat semakin hari meningkat," katanya.

Kunjungan masyarakat itu, kata dia, karena masyarakat yang menderita sakit dengan mengantongi Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) maupun BPJS pembiayaan ditanggung dari lembaga itu.

"Warga merasa terbantu dengan adanya JKBM dan BPJS tersebut. Jadi mereka kalau mau ke puskesmas maupun ke rumah sakit tidak terlalu berat memikirkan biaya berobat, cukup menunjukan kartu JKBM atau BPJS," katanya.

Dikatakan pelayanan di RSUD tidak ada istilah membedakan antara pasien umum dengan pasien menggunakan tanggungan JKBM atau BPJS.

"Pelayanan terhadap pasien sudah menjadi standar rumah sakit, tidak ada istilah membeda-bedakan pasien. Semua yang datang mendapatkan pelayanan sama. Citra semacam ini terus kami sosialisasikan ke masyarakat agar mereka tidak memiliki persepsi negatif dalam pelayanan," katanya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014