Denpasar (Antara Bali) - Pengurus Provinsi (Pengprov) yang menangani cabang olahraga tertentu perlu datang ke sekolah-sekolah untuk mendapatkan calon atlet usia dini, baik dari murid sekolah dasar maupun di tingkat menengah.
Pembinaan atlet usia sejak dini penting mengingat adanya wacana pembatasan usia atlet yang akan dipertandingan mulai dari PON 2012 di Riau, kata Ketua Harian KONI Bali Gusti Agung Susila di Denpasar Selasa.
"Pengurus cabang olahraga dan pelatih hendaknya dengan tekun dan sabar mendatangi sekolah-sekolah yang banyak ada di Denpasar untuk menggali potensi atlet yang selama ini belum tergali secara baik di Bali," katanya.
Agung menyatakan hal itu menanggapi adanya keluhan sejumlah palatih yang sulit mendapatkan anak binaan untuk dijadikan atlet berprestasi di Bali.
Pelatih angkat besi Bali I NYoman Ari Suryawan misalnya mengaku tidak banyak bisa membina atlet cabang olahraga berat itu akibat tidak banyak minat anak muda berlatih di bidang angkat besi, berat maupun binaraga.
Komisi Teknik Pengprov Pertina Bali IGM Adi Swandana, yang juga sebagai pelatih tinju mengungkapkan hal senada, tidak banyak anak muda bermain di cabang olahraga tinju.
"Sulit mendapatkan atlet tinju berprestasi sekarang," keluh Adi Swandana. Adanya keluhan tersebut, Agung Susila menyarankan agar pengurus Pengprov mendatangi sekolah-sekolah untuk mendapatkan calon atlet yang diinginkan.
Guru olahraga di setiap sekolah bisa diminta bantuan untuk mengamati anak didiknya yang memiliki bakat dan minat terhadap cabang olahraga tertentu, supaya melaporkan kepada induk organisasi olahraga bersangkutan.
Kalau di beberapa sekolah sudah dibina atlet dari cabang olah raga tertentu, bisa dilakukan pertandingan lewat Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) yang berlangsung setiap tahun, tutur Agung Susila.
"Jika hal itu bisa dilaksanakan dengan tekun, saya yakin Bali akan memiliki banyak atlet dari berbagai cabang olahraga prestasi, untuk bisa diterjunkan di kejuaraan tingkat nasional maupun internasional," kata Susila. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Pembinaan atlet usia sejak dini penting mengingat adanya wacana pembatasan usia atlet yang akan dipertandingan mulai dari PON 2012 di Riau, kata Ketua Harian KONI Bali Gusti Agung Susila di Denpasar Selasa.
"Pengurus cabang olahraga dan pelatih hendaknya dengan tekun dan sabar mendatangi sekolah-sekolah yang banyak ada di Denpasar untuk menggali potensi atlet yang selama ini belum tergali secara baik di Bali," katanya.
Agung menyatakan hal itu menanggapi adanya keluhan sejumlah palatih yang sulit mendapatkan anak binaan untuk dijadikan atlet berprestasi di Bali.
Pelatih angkat besi Bali I NYoman Ari Suryawan misalnya mengaku tidak banyak bisa membina atlet cabang olahraga berat itu akibat tidak banyak minat anak muda berlatih di bidang angkat besi, berat maupun binaraga.
Komisi Teknik Pengprov Pertina Bali IGM Adi Swandana, yang juga sebagai pelatih tinju mengungkapkan hal senada, tidak banyak anak muda bermain di cabang olahraga tinju.
"Sulit mendapatkan atlet tinju berprestasi sekarang," keluh Adi Swandana. Adanya keluhan tersebut, Agung Susila menyarankan agar pengurus Pengprov mendatangi sekolah-sekolah untuk mendapatkan calon atlet yang diinginkan.
Guru olahraga di setiap sekolah bisa diminta bantuan untuk mengamati anak didiknya yang memiliki bakat dan minat terhadap cabang olahraga tertentu, supaya melaporkan kepada induk organisasi olahraga bersangkutan.
Kalau di beberapa sekolah sudah dibina atlet dari cabang olah raga tertentu, bisa dilakukan pertandingan lewat Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) yang berlangsung setiap tahun, tutur Agung Susila.
"Jika hal itu bisa dilaksanakan dengan tekun, saya yakin Bali akan memiliki banyak atlet dari berbagai cabang olahraga prestasi, untuk bisa diterjunkan di kejuaraan tingkat nasional maupun internasional," kata Susila. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010