Cibinong, Jawa Barat (Antara Bali) - Indonesia melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) resmi memiliki Pusat Koleksi Mikroorganisme InaCC (Indonesian Culture Collection) yang berguna mempercepat pemanfaatannya di bidang pangan, pakan, sandang, pertanian, kesehatan, lingkungan, dan energi untuk kesejahteraan manusia.
"InaCC ini merupakan perwujudan tanggung jawab Indonesia terhadap dunia dalam membangun ilmu khususnya mikrobiologi serta bioteknologi," kata Kepala LIPI Prof Dr Lukman Hakim di Cibinong, Jawa Barat, Kamis.
Selama ini pengembangan dan pemanfaatan mikroorganisme masih terhambat oleh berbagai kendala. Hal ini terkait teknis penyediaan mikroorganisme, manajemen dan perundang-undangan, selain juga kedaulatan kepemilikan mikroorganisme serta isu keamanan dan keselamatan juga memberi sumbangan hambatan tersendiri.
Untuk mengatasi hal tersebut dan mempercepat pemanfaatannya negara-negara maju biasanya membangun infrastruktur Biological Resources Center untuk menjamin kesediaan mikroorganisme dengan memperhatikan regulasi yang selaras dengan peraturan perundang-undangan, komitmen internasional, serta isu keamanan dan keselamatan.
Dengan adanya InaCC yang dimiliki LIPI saat ini, lanjut Lukman, pemanfaatan mikroorganisme yang berkelanjutan akan bisa dipercepat. Kemajuan teknologi saat ini telah memungkinkan pengungkapan manfaat mikroorganisme dengan cepat.
Sebagai otoritas ilmiah pusat acuan pengelolaan sumber daya hayati nasional, LIPI mewujudkan pemanfaatan mikroorganisme untuk kehidupan melalui pembangunan pusat koleksi mikroorganisme InaCC ini.
Pembangunan InaCC telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 27 Mei 2014, dan secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Boediono.
Sekretaris Utama LIPI Dr Siti Nuramaliati Prijono mengatakan bahwa LIPI sendiri telah memulai eksplorasi, identifikasi, karakterisasi dan koleksi mikroorganisme dari berbagai wilayah di Indonesia sejak tahun 1960-an.
"InaCC diharapkan bisa menjadi konservasi ex-situ mikroba indigenous Indonesia dan menjadi pusat rujukan nasional," ujar Siti.
Pembangunan pusat koleksi mikroorganisme ini didukung oleh kalangan internasional melalui program Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS). Program ini merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dengan Jepang yang secara aktif berkontribusi dalam pembangunan InaCC.
Bersamaan dengan peresmian tersebut, LIPI juga akan melakukan eksibisi untuk menyebarkan hasil-hasil riset unggulan LIPI di kalangan masyarakat. Acara ini digelar dalam LIPI EXPO yang diselenggarakan di Gedung InaCC LIPI Cibinong tanggal 11--13 September 2014.
Adapun materi-materi yang ditampilkan yaitu alat pengolahan air, alat pencetak mie dan obat anti kanker. Selain itu juga akan ditampilkan prototype baterai lithium dan deteksi sensor gerakan tanah.
Pameran ini nantinya dibagi ke dalam beberapa kluster seperti air, pangan, jasa informasi dan teknologi tepan guna. Selain itu juga akan ada kluster obat dan kesehatan, kebencanaan, material maju, energi, serta sosial dan kemanusiaan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"InaCC ini merupakan perwujudan tanggung jawab Indonesia terhadap dunia dalam membangun ilmu khususnya mikrobiologi serta bioteknologi," kata Kepala LIPI Prof Dr Lukman Hakim di Cibinong, Jawa Barat, Kamis.
Selama ini pengembangan dan pemanfaatan mikroorganisme masih terhambat oleh berbagai kendala. Hal ini terkait teknis penyediaan mikroorganisme, manajemen dan perundang-undangan, selain juga kedaulatan kepemilikan mikroorganisme serta isu keamanan dan keselamatan juga memberi sumbangan hambatan tersendiri.
Untuk mengatasi hal tersebut dan mempercepat pemanfaatannya negara-negara maju biasanya membangun infrastruktur Biological Resources Center untuk menjamin kesediaan mikroorganisme dengan memperhatikan regulasi yang selaras dengan peraturan perundang-undangan, komitmen internasional, serta isu keamanan dan keselamatan.
Dengan adanya InaCC yang dimiliki LIPI saat ini, lanjut Lukman, pemanfaatan mikroorganisme yang berkelanjutan akan bisa dipercepat. Kemajuan teknologi saat ini telah memungkinkan pengungkapan manfaat mikroorganisme dengan cepat.
Sebagai otoritas ilmiah pusat acuan pengelolaan sumber daya hayati nasional, LIPI mewujudkan pemanfaatan mikroorganisme untuk kehidupan melalui pembangunan pusat koleksi mikroorganisme InaCC ini.
Pembangunan InaCC telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 27 Mei 2014, dan secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Boediono.
Sekretaris Utama LIPI Dr Siti Nuramaliati Prijono mengatakan bahwa LIPI sendiri telah memulai eksplorasi, identifikasi, karakterisasi dan koleksi mikroorganisme dari berbagai wilayah di Indonesia sejak tahun 1960-an.
"InaCC diharapkan bisa menjadi konservasi ex-situ mikroba indigenous Indonesia dan menjadi pusat rujukan nasional," ujar Siti.
Pembangunan pusat koleksi mikroorganisme ini didukung oleh kalangan internasional melalui program Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS). Program ini merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dengan Jepang yang secara aktif berkontribusi dalam pembangunan InaCC.
Bersamaan dengan peresmian tersebut, LIPI juga akan melakukan eksibisi untuk menyebarkan hasil-hasil riset unggulan LIPI di kalangan masyarakat. Acara ini digelar dalam LIPI EXPO yang diselenggarakan di Gedung InaCC LIPI Cibinong tanggal 11--13 September 2014.
Adapun materi-materi yang ditampilkan yaitu alat pengolahan air, alat pencetak mie dan obat anti kanker. Selain itu juga akan ditampilkan prototype baterai lithium dan deteksi sensor gerakan tanah.
Pameran ini nantinya dibagi ke dalam beberapa kluster seperti air, pangan, jasa informasi dan teknologi tepan guna. Selain itu juga akan ada kluster obat dan kesehatan, kebencanaan, material maju, energi, serta sosial dan kemanusiaan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014