Sentul, Kabupaten Bogor (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono meninjau Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan
(PPSDB) yang berada di kawasan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia,
Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Presiden Yudhoyono tiba tempat acara sekitar pukul 09.00 WIB. Ia kemudian melakukan peninjauan dengan dipandu oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh. Tampak dalam kesempatan itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal.
Presiden dalam peninjauan tersebut mengatakan ada dua tujuan PPDSB tersebut didirikan. Pertama, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
"Karena Indonesia sekarang boleh dikata menjadi regional power (kekuatan regional) dan global player (pemain global) maka Bahasa Indonesia harus kita perkenalkan pada dunia sehingga suatu saat bahasa Indonesia dipergunakan lebih luas di dunia internasional," kata Presiden.
Tujuan kedua, menurut Presiden untuk mendidik pasukan penjaga perdamaian Indonesia dan juga para diplomat menguasai bahasa asing yang berguna dalam menjalankan tugas internasional.
Selain itu, Presiden juga berharap dapat meluluskan banyak penerjemah bahasa yang berkualitas.
Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono mengkritisi nama gedung PPDSB yang terlalu panjang. "Saya tadi naik kendaraan dengan kecepatan 30 km per jam, namun sulit untuk membaca nama gedung ini. Kalau yang di samping kan mudah Universitas Pertahanan. Kalau ini diganti pusat bahasa, dari mana pun jarak 500 meter tahu," katanya.
Sementara itu, PPSDB diresmikan pada 7 April 2014 lalu. Pembangunannya sebagai tindak lanjut dari gagasan presiden yang menginginkan adanya pusat bahasa nasional pada 2010.
Gagasan tersebut diwujudkan dengan membuat perencanaan dan penganggaran pembangunan PPDSB 2011 dan 2012. Pada 2013 pembangunannya dimulai. PPDSB didirikan di atas lahan 20 ribu meter persegi.
Selain itu, Presiden Yudhoyono juga meninjau fasilitas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berada di satu kawasan.
Di BNPT, Presiden mendapatkan penjelasan terkait fasilitas BNPT untuk deradikalisasi tersebut. Selain pusat pelatihan anti terorrisme, juga terdapat ruang dialog damai antara napi teroris dengan para ulama, psikolog dan juga mantan-mantan terorris.
Sementara di BNPB, Presiden meninjau fasilitas dan juga alat kelengkapan dalam penanganan bencana.
Tampak sejumlah mobil khusus penanganan bencana warna oranye yang masih terlihat baru dengan jok kursi terbungkus plastik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Presiden Yudhoyono tiba tempat acara sekitar pukul 09.00 WIB. Ia kemudian melakukan peninjauan dengan dipandu oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh. Tampak dalam kesempatan itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal.
Presiden dalam peninjauan tersebut mengatakan ada dua tujuan PPDSB tersebut didirikan. Pertama, menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
"Karena Indonesia sekarang boleh dikata menjadi regional power (kekuatan regional) dan global player (pemain global) maka Bahasa Indonesia harus kita perkenalkan pada dunia sehingga suatu saat bahasa Indonesia dipergunakan lebih luas di dunia internasional," kata Presiden.
Tujuan kedua, menurut Presiden untuk mendidik pasukan penjaga perdamaian Indonesia dan juga para diplomat menguasai bahasa asing yang berguna dalam menjalankan tugas internasional.
Selain itu, Presiden juga berharap dapat meluluskan banyak penerjemah bahasa yang berkualitas.
Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono mengkritisi nama gedung PPDSB yang terlalu panjang. "Saya tadi naik kendaraan dengan kecepatan 30 km per jam, namun sulit untuk membaca nama gedung ini. Kalau yang di samping kan mudah Universitas Pertahanan. Kalau ini diganti pusat bahasa, dari mana pun jarak 500 meter tahu," katanya.
Sementara itu, PPSDB diresmikan pada 7 April 2014 lalu. Pembangunannya sebagai tindak lanjut dari gagasan presiden yang menginginkan adanya pusat bahasa nasional pada 2010.
Gagasan tersebut diwujudkan dengan membuat perencanaan dan penganggaran pembangunan PPDSB 2011 dan 2012. Pada 2013 pembangunannya dimulai. PPDSB didirikan di atas lahan 20 ribu meter persegi.
Selain itu, Presiden Yudhoyono juga meninjau fasilitas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berada di satu kawasan.
Di BNPT, Presiden mendapatkan penjelasan terkait fasilitas BNPT untuk deradikalisasi tersebut. Selain pusat pelatihan anti terorrisme, juga terdapat ruang dialog damai antara napi teroris dengan para ulama, psikolog dan juga mantan-mantan terorris.
Sementara di BNPB, Presiden meninjau fasilitas dan juga alat kelengkapan dalam penanganan bencana.
Tampak sejumlah mobil khusus penanganan bencana warna oranye yang masih terlihat baru dengan jok kursi terbungkus plastik. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014