Surabaya (Antara Bali) - Program kerja sama Amerika Serikat/AS-Indonesia untuk praktik pembelajaran yang baik (USAID-PRIORITAS) mendukung implementasi pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) dengan memperkuat kapasitas pemerintah daerah untuk menganalisis kebutuhan guru berbasis data yang tersedia.
"Data yang ada, misalnya hasil UKG (Uji Kompetensi Guru), hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan hasil Analisis Daya Serap Ujian Nasional (UN)," kata Advisor Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Mark Heyward PhD di Surabaya, Minggu.
Dari hasil analisis tersebut, dikemukakannya, akan dirumuskan bagaimana perencanaan peningkatan mutu guru secara berkelanjutan sesuai dengan kerangka pengembangan PKB dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama Kementerian Agama (Kemenag).
Menurut doktor asal Australia yang fasih berbahasa Indonesia itu, guru harus dilatih agar menjadi tenaga profesional yang mampu meningkatkan prestasi siswa secara signifikan.
"Agar kualitas guru terjamin, maka penting dilakukan penilaian kinerja dan pengembangan profesionalisme guru secara terus-menerus. Kualitas pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru," katanya.
Ia mengatakan, PKB harus didesain secara utuh sehingga diperlukan sejumlah analisis kebutuhan pelatihan (training need analysis).
Pelatihan itu, menurut dia, akan menjadi efisien dan efektif bilamana dilakukan analisa biaya dan kebutuhan pelatihan (cost and benefit analysis).
"Setelah jenis dan manfaat pelatihan diketahui, maka dibutuhkan anggaran untuk melaksanakannya. Tentu perlu dilakukan analisis keuangan untuk pendidikan di suatu daerah. Itu semua dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru secara terus-menerus," katanya.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Pendidikan Dasar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Dian Wahyuni mengapresiasi dukungan USAID PRIORITAS untuk mengimplementasikan PKB.
"Saat ini, kompetensi guru pendidikan dasar masih rendah. Nilai uji kompetensi guru pada 2013 rata-rata hanya mencapai 47,86 persen.," ujarnya.
Ia pun menyatakan, "Melihat kenyataan tersebut, pemerintah melalui Kemdikbud memprogramkan upaya pengembangan profesionalisme guru. Bila USAID PRIORITAS membantu dalam pendampingan kabupaten/kota, tentu sangat membantu Kemdikbud."
Kemdikbud menargetkan semua guru harus sudah profesional pada 2015. Sekira tiga juta guru di Indonesia diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas.
"Walaupun banyak guru yang tersertifikasi, ternyata banyak pula yang profesionalitasnya belum meningkat. Karena itu, sangat penting guru diberi bimbingan dalam pengembangan profesionalisme secara berkelanjutan," tuturnya.
Pada 2014 atau tahun ketiga kegiatannya, USAID PRIORITAS Jawa Timur menambah empat kabupaten/kota binaan yang baru, yakni Banyuwangi, Jombang, Lamongan dan Kota Batu.
Pemilihan kabupaten/kota itu berdasarkan komitmen pemerintah daerah setempat untuk memajukan pendidikan di wilayahnya, termasuk pelaksanaan Indeks Mutu Pendidikan, dan Indeks Prestasi Manusia (IPM) dalam bidang pendidikan untuk memenuhi kuota nasional.
"Keempat kabupaten/kota telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi mitra USAID PRIORITAS hingga 2017. Mereka juga telah menyediakan dana diseminasi khusus untuk mengembangkan program USAID PRIORITAS di wilayahnya masing-masing yakni pelatihan untuk pendidik dan pendampingan," kata Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Timur Silvana Erlina. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Data yang ada, misalnya hasil UKG (Uji Kompetensi Guru), hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan hasil Analisis Daya Serap Ujian Nasional (UN)," kata Advisor Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Mark Heyward PhD di Surabaya, Minggu.
Dari hasil analisis tersebut, dikemukakannya, akan dirumuskan bagaimana perencanaan peningkatan mutu guru secara berkelanjutan sesuai dengan kerangka pengembangan PKB dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama Kementerian Agama (Kemenag).
Menurut doktor asal Australia yang fasih berbahasa Indonesia itu, guru harus dilatih agar menjadi tenaga profesional yang mampu meningkatkan prestasi siswa secara signifikan.
"Agar kualitas guru terjamin, maka penting dilakukan penilaian kinerja dan pengembangan profesionalisme guru secara terus-menerus. Kualitas pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru," katanya.
Ia mengatakan, PKB harus didesain secara utuh sehingga diperlukan sejumlah analisis kebutuhan pelatihan (training need analysis).
Pelatihan itu, menurut dia, akan menjadi efisien dan efektif bilamana dilakukan analisa biaya dan kebutuhan pelatihan (cost and benefit analysis).
"Setelah jenis dan manfaat pelatihan diketahui, maka dibutuhkan anggaran untuk melaksanakannya. Tentu perlu dilakukan analisis keuangan untuk pendidikan di suatu daerah. Itu semua dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru secara terus-menerus," katanya.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Pendidikan Dasar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Dian Wahyuni mengapresiasi dukungan USAID PRIORITAS untuk mengimplementasikan PKB.
"Saat ini, kompetensi guru pendidikan dasar masih rendah. Nilai uji kompetensi guru pada 2013 rata-rata hanya mencapai 47,86 persen.," ujarnya.
Ia pun menyatakan, "Melihat kenyataan tersebut, pemerintah melalui Kemdikbud memprogramkan upaya pengembangan profesionalisme guru. Bila USAID PRIORITAS membantu dalam pendampingan kabupaten/kota, tentu sangat membantu Kemdikbud."
Kemdikbud menargetkan semua guru harus sudah profesional pada 2015. Sekira tiga juta guru di Indonesia diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas.
"Walaupun banyak guru yang tersertifikasi, ternyata banyak pula yang profesionalitasnya belum meningkat. Karena itu, sangat penting guru diberi bimbingan dalam pengembangan profesionalisme secara berkelanjutan," tuturnya.
Pada 2014 atau tahun ketiga kegiatannya, USAID PRIORITAS Jawa Timur menambah empat kabupaten/kota binaan yang baru, yakni Banyuwangi, Jombang, Lamongan dan Kota Batu.
Pemilihan kabupaten/kota itu berdasarkan komitmen pemerintah daerah setempat untuk memajukan pendidikan di wilayahnya, termasuk pelaksanaan Indeks Mutu Pendidikan, dan Indeks Prestasi Manusia (IPM) dalam bidang pendidikan untuk memenuhi kuota nasional.
"Keempat kabupaten/kota telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi mitra USAID PRIORITAS hingga 2017. Mereka juga telah menyediakan dana diseminasi khusus untuk mengembangkan program USAID PRIORITAS di wilayahnya masing-masing yakni pelatihan untuk pendidik dan pendampingan," kata Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Timur Silvana Erlina. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014