Teheran (Antara Bali) - Satu pesawat sewaan yang membawa 100 orang, termasuk warga Amerika, dari Afghanistan diperintahkan mendarat di wilayah bagian selatan Iran karena mengalami kesalahan dalam rencana penerbangannya, kata seorang pejabat yang berkedudukan di Teheran Sabtu.

Insiden yang jarang terjadi itu menimbulkan reaksi membingungkan di Amerika Serikat tetapi masalah tersebut teratasi dan pesawat tersebut terbang menuju Dubai, kota yang menjadi tempat tujuannya, setelah beberapa jam di darat.

"Kami menyadari bahwa informasi penerbangan itu tak tepat dan untuk yakin tak ada masalah, kami minta pilot mendaratkan pesawatnya," kata Kepala Organisasi Bandar Udara Iran, Mohammad Ali Ilkhani.

Penerbangan FZ 4359, yang dioperasikan oleh masakapai Fly Dubai, mendarat di satu bandara di Bandar Abbas, kota pelabuhan di Teluk. Pesawat itu sebelumnya meninggalkan Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan, kata beberapa pejabat AS Jumat.

Departemen Luar Negeri AS dengan cepat membantah laporan-laporan media bahwa Iran telah mengerahkan sejumlah pesawat tempur dan memaksa pesawat sewaan itu untuk mendarat.

Ilkhani mengatakan para pejabat bandara tak menyadari bahwa sejumlah warga Amerika berada di dalam pesawat tetapi pesawat itu diminta mendarat karena ia berada di wilayah udara Iran dan ada masalah dengan informasi rute penerbangannya.

"Kami mewawancarai pilot dan memeriksa dokumen-dokumen penerbangannya. Pilot itu menyadari telah terjadi kekeliruan. ia kemudian diperbolehkan pergi," katanya.

Belum segera jelas siapa yang berada di dalam pesawat Fly Dubai itu tetapi para pejabat pertahanan membenarkan pesawat itu disewa oleh Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO pimpinan AS.

Tak diungkap jika pesawat itu membawa pasukan AS terbang dari pangkalan militer Bagram yang berada di luar Kabul, ibu kota Afghanistan.

Sejumlah pejabat membenarkan ada sejumlah warga Amerika dan juga kontraktor pemerintah AS dari berbagai kewarganegaraan di dalam pesawat itu.

Setelah beberapa jam di darat, pesawat itu kembali mengudara, kata deputi juru bicara Deplu Marie Harf secara terpisah.

Washington dan Teheran tidak memiliki hubungan diplomatik selama tiga dekade sejak penyerbuan kedutaan AS di Teheran pada 1979 dan krisis penyanderaan selama 444 hari.

Dalam beberpa bulan terakhir, kedua negara menyelenggarakan perundingan mengenai program nuklir Iran tetapi hubungan tetap tegang.

Beberapa warga Amerika, termasuk seorang marinir AS, ditahan oleh teheran kendati permohonan diajukan oleh Washington untuk membebaskan mereka., demikian AFP melaporkan. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014