Denpasar (Antara Bali) - Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM) Bali Dadang Hermawan mengingatkan masyarakat dalam menggunakan sosial media untuk memperhatikan etika sehingga tidak sampai terjerat hukum.

"Penggunaan sosial media harus memperhatikan etika dan kaidah hukum serta digunakan secara benar untuk kepentingan masyarakat," katanya di Denpasar, Rabu.

Dadang Hermawan mengatakan bahwa kasus penghinaan terhadap rakyat Yogyakarta yang dilakukan oleh mahasiswa S2 Universitas Gadjah Mada bernama Florence Sihombing harus menjadi pelajaran penting bagi perguruan tinggi di Indonesia, terutama perguruan tinggi yang peduli dengan IT.

Menurut dia semua orang terutama generasi muda di Indonesia menggunakan sosial media. Namun tidak semua orang bisa menggunakan sosial media tersebut secara baik dan benar.

"Untuk perguruan tinggi yang berbasis IT, sebaiknya kasus ini menjadi pelajaran berharga karena di perguruan tinggi berbasis IT tersebut dianggap paling mengetahui tata cara penggunaan IT terutama yang berbasis internet," ujarnya.

Perguruan tinggi terutama yang berbasis IT perlu membentuk karakter mahasiswanya agar menggunakan IT secara baik dan benar.

"Untuk di STIKOM Bali misalnya, saya mewajibkan seluruh dosen untuk menyisihkan waktu sebanyak 10 sampai 20 menit di akhir mata kuliah agar berbicara soal karakter saat menggunakan sosial media, menggunakan internet, facebook, twitter, instagram dan sebagainya. Ini bukan soal teoritis lagi, lebih lebih pada pembentukan karakter," katanya.

Dikatakan karakter bagaimana orang menggunakan internet secara beretika, sopan, beradab, berbudaya, tidak menyebar fitnah dan kebencian. Selain tanggung jawab keluarga dan masyarakat, juga menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan.

"Makanya saya selalu mewajibkan dosen untuk terus menerus berbicara soal karakter di hadapan mahasiswa yang belajar IT. Dan sangat diharapkan mahasiswa menyebarkan hal itu kepada masyarakat umum. Mengapa, karena mahasiswa IT minimal harus menjadi pelopor menggunakan IT secara baik dan benar, beretika dan berbudaya," ucapnya.

Selain berbicara soal karakter, kata Dadang Hermawan, dirinya juga terus mendorong para dosen untuk terus berbicara kepada mahasiswa untuk menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Upaya seperti itu harus terus menerus didorong karena saat ini Indonesia adalah salah satu negara pengguna internet terbesar di dunia.

"Kalau tidak salah menduduki urutan keempat. Itulah sebabnya, para produsen IT menjadikan Indonesia sebagai pusat pemasaran, karena prospeknya sangat besar. Bila kita tidak membentengi diri dengan pendidikan karakter, maka IT yang awalnya membantu justru berubah menjadi monster perusak generasi bangsa," katanya Dadang Hermawan menegaskan. (WDY)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014