Denpasar (Antara Bali) - Nilai tukar petani Bali sebesar 105,21 persen pada Agustus 2014, atau naik 0,70 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 105,14 persen.

"Kondisi NTP Bali itu lebih tinggi dari rata-rata NTP nasional pada bulan yang sama yang tercatat 102,06 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, itu artinya tingkat kesejahteraan petani di Pulau Dewata masih lebih baik dibanding rata-rata secara nasional.

Subsektor utama yang mendorong naiknya NTP Bali adalah subsektor hortikultura yang mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen.

Panusunan Siregar menambahkan, berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan petani dikelompok ke dalam lima subsektor, yakni tamanan pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

NTP diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP, namun semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.

NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga.

Panusunan Siregar menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan pada bulan Agustus 2014, NTP Bali mengalami kenaikan sebesar 0,70 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Kenaikan NTP disebabkan oleh naiknya nilai indeks yang yang diterima petani sebesar 0,41 persen. Kenaikan NTP didorong oleh subsektor hortikultura sebesar 1,09 persen, dan tanaman pangan sebesar 0,24 persen.

Sementara NTP subsektor lainnya mengalami penurunan yakni perkebunan rakyat 0,66 persen, perikanan 0,30 persen dan peternakan 0,21 persen. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014