Denpasar (Antara Bali) - Mebel berbahan baku kayu jati atau "furniture" yang sering digunakan untuk melengkapi perabotan rumah tangga dan perkantoran banyak diminati kaum ekspatriat yang memilih tinggal di Bali.

"Banyak kaum ekspatriat yang memiliki rumah di Bali berminat membeli mebel berbahan kayu jati seperti kursi, almari dan meja karena memiliki keunggulan tahan rayap," kata pemilik Pasar Mebel Berkah Central Jepara Furniture, Robert di Denpasar, Minggu.

Ia menuturkan banyaknya masyarakat yang berminat membeli perabotan berbahan dasar kayu itu karena memiliki kualitas kokohannya yang sangat baik.

Robert mengatakan keistimewaan lain mebel berbahan dasar kayu karena perawatannya sangat mudah dan para pembeli mancanegara dan lokal banyak mengincar "furniture" jati asal Indonesia itu.

"Saat ini masyarakat indonesia cenderung mengejar mebel impor yang bagus finishingnya saja. Namun, ekspatriat justru memilih furnitur jati kita," ujarnya.

Ia menuturkan untuk memilih mebel berbahan kayu jati yang bagus tersebut sangat susah-susah gampang secara kasat mata, tampilan kayu jati yang bagus bisa dilihat dari hasil akhirnya.

"Apabila kualitasnya bagus, maka dasar kayunya juga baik. Begitu juga Sebaliknya, jika `finishing` kurang rapi, agak berbulu, atau kasar, maka kayunya pasti kurang bagus," kata Robert.

Ia mengakui terkadang mebel yang dijual oleh pemilik mebel lainnya menggunakan kayu jati hanya di bagian permukaannya saja. Namun, di bagian belakang atau bawah menggunakan tripleks.

"Dengan mengetuk permukaan mebel itu kita bisa mengetahui perbedaannya," ujar Robert pria asal Jepara, Jawa Tengah itu.

Ia menambahkan bahwa kayu jati untuk membuat mebel didatangkan dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan.

Untuk harga yang ditawarkan cukup bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga milyaran rupiah. "Harga mebel kayu jati memang jauh lebih mahal dibanding harga mebel berbahan jenis kayu lainnya. Namun, secara kekuatan dan keindahan masih unggul," ujarnya.

Selain itu, kayu jati yang sudah lulus seleksi memiliki kualitasnya akan lebih terjamin dan gampang dilihat dari bentuk serat, tekstur yang terlihat indah dan bernilai estetika dibanding jenis kayu lainnya.

"Meski harga bahan baku terus naik, kami tidak pernah terkendala masalah dengan pasoka kayu dan permintaan dari berbagai daerah juga terus naik.

Untuk peminat mebel kayu jati selain dari kaum ekspatriat. Namun, juga banyak peminat dari masyarakat lokal Bali, Jakarta dan Kalimantan.

Selain menjual, pihaknya juga menyewakan mebel kayu jati untuk digunakan instansi pemerintah atau swasta, hotel dan vila dengan tarif Rp200 ribu per buah.

"Biasanya penyewaan datang dari instansi yang sedang mengadakan acara besar," ujar Robert. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014