Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali menganjurkan para petani di daerah itu untuk melakukan penyesuaian pola tanam dalam mengantisipasi dampak musim kemarau yang sudah mulai terasa.

"Dari bulan ini hingga sebulan ke depan, kita memasuki musim kemarau basah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, di Denpasar, Minggu.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi dampak yang dapat menimbulkan kerugian bagi petani, pihaknya sudah menyarankan kepada para petani supaya mengubah atau mengadakan penyesuaian pola tanam dari sebelumnya menanam padi menjadi palawija.

"Tanaman palawija itu relatif lebih tahan terhadap kondisi kering. Selain itu, antisipasi musim kemarau, kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dalam menyiapkan pompa-pompa air dan ada pula sistem penggelontoran," ucapnya.

Wisnuardhana menambahkan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kekeringan yang terjadi pada lahan pertanian di Bali berupa spot-spot dan mayoritas terjadi di Kabupaten Jembrana dan Buleleng.

"Sedangkan untuk Kabupaten Tabanan dan Badung yang selama ini menjadi lumbung pangan Bali, untuk sementara ini kondisinya relatif aman," ujarnya.

Berdasarkan laporan kondisi cuaca yang diterima pihaknya secara berkala dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lanjut dia, dapat diambil langkah-langkah prioritas terkait dengan antisipasi dampak negatif musim kemarau.

Pihaknya optimistis musim kemarau tahun ini tidak sampai memengaruhi ketahanan pangan di Pulau Bali dengan rata-rata produksi gabah kering giling pertahun mencapai 860 ribu ton dari total luas sawah 81 ribu hektare lebih. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014