Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap pengelolaan pasar tradisional dapat benar-benar memprioritaskan menjual potensi lokal.

"Pasar yang menyediakan berbagai jenis kebutuhan sehari-hari ini, sebaiknya menjual produk yang ada disekitar pasar," katanya di Sanur, Denpasar, Bali, Rabu.

Pada acara pembukaan revitalisasi Pasar Sindu Sanur itu, ia mengatakan, kalau boleh pasar tradisional jangan menjual barang yang murah dan bermerek yang di impor, sebaiknya pasar desa menjual produk asli daerahnya.

Hal ini sejalan dengan harapan Bali supaya mampu menghasilkan  produk-produk makanan yang organik. Kendati sedikit mahal dibandingkan dengan makanan hasil anorganik. Sehingga sangat tepat diwujudkan agar Bali semakin dikenal kalangan wisatawan mancanegara.

"Wisatawan yang datang ke Bali kita harapkan juga yang kelasnya menengah ke atas," ucapnya.

Banyak hal yang bisa dilakukan, kata dia, guna mendukung pasar tradisional bisa bertahan dan eksistensi di masa depan.

Menurut Mangku Pastika, dengan menjual produk sendiri, pasar tradisional memiliki kekhasan tersendiri.

"Kalau pembeli pingin mencari produk impor sudah ada 'departemen store' atau mal. Kalau ingin mencari produk lokal yang asli baik pembeli lokal maupun asing silakan datang ke pasar tradisional," ujarnya.     

Menyinggung pengolahan lahan pertanian yang menggunakan pupuk organik di Bali, Gubernur Bali menjelaskan, telah membuat program sistem pertanian terintergrasi ("simantri"). Yaitu memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk dijadikan pupuk organik.

"Bayangkan saja kalau tanah Bali yang kecil ini hanya menggunakan pupuk kimia, lama-kelamaan Pulau Dewata akan kering tidak subur. Untuk itu, mari kita galakan memanfaatkan pupuk organik," katanya menegaskan.

Sebagai destinasi pariwisata, lanjut Mangku Pastika, Bali mesti memiliki sebuah ciri khas dibidang pertanian.

"Melalui program 'simantri', kita targetkan Bali mampu menjadi destinasi wisata berbasis pertanian," kata Mangku Pastika berharap.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010