Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali akan melakukan upaya pencegahan penyebaran virus ebola bersama dengan Kementerian Agama dan Tenaga Kerja Haji Indonesia sebelum memberangkatkan rombongan yang akan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

"Kami sudah menyiapkan tim kesehatan untuk memeriksa kesehatan jemaah calon haji pada kloter pertama pada awal September 2014," kata Kepala Dinkes Bali dr. Ketut Suarjaya di Denpasar, Rabu.

Untuk mencegah penyakit tersebut, lanjut dia, Dinas Kesehatan juga melakukan pemberian vaksinasi meningoencephalitis kepada jemaah calhaj yang akan berangkat ke Mekah dan memberikan kartu kesehatan apabila kembali dengan kondisi sakit.

Ketut Suarjaya menambahkan untuk alur pemeriksaan kesehatan bagi jemaah mulai dari puskesmas hingga rumah sakit daerah terdekat.

"Sebelum jemaah diberangkatkan ke Tanah Suci harus diberi imunisasi ensefalitis," ujarnya.

Pihaknya melakukan kerja sama tersebut dalam memberikan rekomendasi kepada calhaj apabila memenuhi syarat kesehataan untuk keberangkatan haji.

"Semua anggota jemaah akan diperiksa oleh petugas puskesmas terdekat yang berada tidak jauh dari Bandara Ngurah Rai sebelum diberangkat ke Tanah Suci sehingga baru dapat direkomendasi untuk diberangkatkan," ujarnya.

Saat jemaah calhaj sudah berada di Tanah Suci diberikan informasi kembali sehingga masyarakat yang sedang menjalankan ibadahnya itu tidak khawatir dengan penularan virus ebola itu.

"Mereka juga dikawal oleh tim kesehatan, yakni dokter dan paramedis saat berada di Tanah Suci nanti," ujarnya.

Jemaah haji yang akan balik ke daerahnya masing-masing, lanjut dia, dilakukan "screening" kesehatannya dan dipantau kembali dalam kurun waktu dua minggu.

"Apabila selama dua minggu tidak teridentifikasi mengidap penyakit menular, pemeriksaan dihentikan," ujarnya.

Pihaknya akan terus meningkatkan pengawasan atau "surveilans" kepada jemaah haji yang baru datang dari negara lain.
"Kami selalu waspada agar penularan virus ebola ini tidak terjadi di Bali," ujarnya.

Selain itu, pihaknya bersama dengan TKHI akan tetap melakukan pengawasan terhadap jamaah yang datang dari Tanah Suci agar tetap terdeteksi kesehatannya.

Upaya pencegahan penularan virus tersebut, lanjut dia, dengan melakukan pengawasan secara berkala kepada anggota jemaah.

"Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya potensi penularan penyakit yang baru-baru ini terjadi di Indonesia," kata Ketut Suarjaya.

Pihaknya telah melakukan kewaspadaan untuk kasus-kasus kedaruratan kesehatan yang meresahkan masyarakat atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada tanggal 17 Juli 2013. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014