Jakarta (Antara Bali) - Saat menyampaikan pidato kenegaraan di depan Sidang Paripurna DPR/DPD, di Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat ini, Presiden Susilo Yudhoyono juga berpamitan kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjadi presiden Indonesia. Saya adalah anak orang biasa dan anak biasa dari Pacitan, yang kemudian menjadi tentara, menteri, dan kemudian dipilih sejarah untuk memimpin bangsa Indonesia," katanya dari podium.

Hampir semua anggota DPR/DPD hadir, sebagaimana barisan balkon kehormatan yang ditempati anggota korps diplomatik, menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, petinggi dan pejabat negara, para teladan, dan tentu ratusan jurnalis terakreditasi dari dalam dan mancanegara di balkon seberang.

Yudhoyono telah 10 kali menyampaikan pidato kenegaraan saban menyambut hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus seperti itu --satu tradisi kebangsaan yang telah lama terjadi di Indonesia-- sebagaimana halnya kesempatan-kesempatan lain pemerintahan dan kenegaraan.

Tampil dalam busana resmi jas hitam dan kopiah hitam plus dua ajudan berdiri tegap di belakangnya, Yudhoyono berkata, "Menjadi presiden dalam landskap politik dimana semua pemimpin mempunyai mandat sendiri, dalam demokrasi 240 juta, adalah suatu proses belajar yang tidak akan pernah ada habisnya."

Yudhoyono, anak sederhana dari Pacitan, Jawa Timur, itu juga manusia biasa yang tidak luput dari alpa dan salah. Mengingat hal itulah, dia berkata pula, "Tentunya dalam 10 tahun, saya banyak membuat kesalahan dan kekhilafan, dalam melaksanakan tugas."

"Dari lubuk hati yang terdalam, saya meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan itu. Meskipun saya ingin selalu berbuat yang terbaik, tetaplah saya manusia biasa," katanya.(WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014