Jakarta (Antara Bali) - Pihak berwenang di Indonesia mulai
melakukan antisipasi penyebaran virus Ebola meskipun saat ini belum
terdeteksi adanya warga negara Indonesia (WNI) yang terjangkit virus
mematikan tersebut.
Surat Edaran Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) RI terkait kewaspadaan terhadap suspek kasus
penyakit virus Ebola telah dikeluarkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
"Surat Edaran Kemenkes RI
segera kita kirim ke masing-masing Dinas Kesehatan agar mewaspadai
masuknya virus ini," kata Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), dr NG Hikment, di Medan,
Sabtu.
Ia menambahkan, kasus Ebola ini belum
sampai ke Asia Tenggara, akan tetapi Kemenkes RI terus memantau
perkembangannya melalui mekanisme International Health Regulation 2005, di mana Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sebagai National Focal Point.
"Mereka terus komunikasi langsung dengan outbreak center WHO yang selalu mengirimkan data terbaru dan informasi secara berkala," tambahnya.
Sementara
itu, pihak rumah sakit juga mulai bersiaga hadapi penyebaran virus
Ebola dengan mengantisipasi adanya pasien yang terinfeksi dan
mempersiapkan petugas kesehatan dengan alat proteksi diri.
"Untuk
perawatan pasien yang diduga terkena virus Ebola dan masuk rumah sakit
ini, kami mengimbau petugas kami untuk selalu memakai alat pelindung
diri lengkap," kata Kabid Pelayanan Medis RSUP Sanglah Denpasar, dr
Ketut Semarajaya, di Denpasar, Sabtu.
Sebagai
upaya penanganan apabila menerima pasien suspek terinfeksi virus Ebola
dan meninggal, tambah Ketut, pihaknya melakukan tindakan perawatan
jenazah dengan hati-hati karena virus Ebola bisa menular lewat cairan
tubuh.
Apapun yang sempat disentuh dan digunakan oleh pasien suspek terinfeksi virus Ebola, harus dibuang atau dimusnahkan.
"Alat medis yang dipakai pasien Ebola tidak boleh digunakan lagi di rumah sakit," tegasnya.
RSUD Sanglah telah mempersiapkan ruang isolasi khusus untuk menangani pasien Ebola.
Sementara
itu Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga
Aditama, menyatakan obat Ebola bernama Zmapp merupakan obat yang masih
dalam proses eksperimen. Itu sebabnya tingkat kemanjuran obat belum
dapat dipastikan.
"Obat ini sebenarnya masih
dalam proses penelitian dan keamanannya pada manusia belum pernah
diteliti dan baru pernah dicoba pada monyet percobaan," jelas Prof
Tjandra Yoga dalam surel kepada ANTARA.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus Ebola berpotensi menjadi penyakit yang
menular ke seluruh dunia. Hingga berita ini diturunkan, sekitar 1.000
orang--terutama di kawasan Afrika Barat--telah meninggal dunia akibat
terpapar virus ini. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014