Denpasar (Antara Bali) - Rumah Budaya Penggak Men Mersi Puri Kesiman, Denpasar, Bali mengarahkan anak-anak sejak dini untuk mendapat pemahaman nilai-nilai keadaban yang tersimpan dalam kebudayaan bangsa Indonesia.

"Pemahaman tentang seni dan budaya di kalangan anak-anak dilakukan seiring dengan laju perkembangan zaman dan nilai-nilai yang ditawarkan dalam seni permainan tradisional anak," kata Ketua Rumah Budaya tersebut, Kadek Wayhudita di Denpasar, Rabu.

Ia menilai, permainan tradisional anak-anak yang biasa dilakoninya, belakangan ini mulai tergeser dengan hadirnya berbagai bentuk permainan berteknologi modern. Jenis permainan itu antara lain "playstation", dan "game online" hasil karya budaya industri modern.

Kondisi demikian tanpa disadari menggiring anak-anak menjadi sosok individualis, sehingga anak-anak kini kehilangan ruang publik, ruang tumbuh kembangnya permainan anak-anak.

Dengan demikian penerus bangsa ini dihadapkan dengan berbagai persoalan seperti kehilangan masa bermain akibat sistem pendidikan. Penentu masa depan ini, juga menjadi sasaran aksi kejahatan seperti kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang belakangan marak terjadi.

Oleh sebab itu pihaknya dengan dukungan Pemerintah Kota Denpasar menggelar "Rare Bali Festival" menampilkan berbagai kegiatan seni melibatkan 1.200 anak-anak selama sepekan, 7-18 Agustus 2014.

Kadek Wayhudita yang juga ketua panitia kegiatan tersebut menambahkan, kegiatan selama sebelas hari itu sebagai upaya membangkitkan kembali warisan budaya tradisi leluhur yang penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Dengan cara itu diharapkan dapat menanamkan sejak dini kepada tunas-nunas budaya bangsa melalui kegiatan "Rare Bali Festival" yang mengusung tema Merawat Tunas Peradaban.

Kadek Wahyudita menjelaskan, kegiatan yang melibatkan anak usia 3-13 tahun itu merangkum berbagai jenis kegiatan permainan anak-anak tradisional Bali dan seni.

Festival tersebut dikemas menjadi wadah komunikasi bagi anak-anak untuk saling mengenal, tanpa melihat perbedaan status sosial, keberuntungan dan kekurangan. Selama kegiatan berlangsung juga diisi pameran seni rupa melibatkan 55 anak dengan menampilkan 75 lukisan, sepuluh karya keramik dan tiga karya drawing. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014