Negara (Antara Bali) - Pedagang Peken Ijogading, yang merupakan pasar baru di Kota Negara masih sepi, baik dari jumlah pedagang maupun kunjungan pembeli, setelah satu minggu dioperasikan.
"Memang belum seramai saat kami berjualan di Pasar Umum Negara. Mungkin karena pasar ini baru saja dibuka, sehingga banyak pembeli belum tahu," kata Wayan Warsini, salah seorang penjual canang, atau sarana sembahyang untuk Umat Hindu, Jumat.
Pedagang ini mengaku, omzet penjualannya dalam satu hari hanya Rp25 ribu, sementara untuk modalnya ia menghabiskan Rp50 ribu.
Pantauan di pasar yang tidak jauh dari Pasar Umum Negara tersebut, baru lantai satu yang hampir penuh diisi pedagang, sedangkan lantai dua hanya tiga pedagang, dan lantai tiga masih kosong.
Pedagang yang berjualan disini, sebelumnya berjualan di gang-gang Pasar Umum Negara, yang oleh Pemkab Jembrana dipindahkan, untuk mengurangi jumlah pedagang yang sudah penuh di pasar tersebut.
"Kami hanya tiga orang berjualan di lantai dua ini. Pembeli masih sepi, mungkin selain masih baru, juga belum seluruh pedagang yang oleh Pemkab disuruh pindah, berjualan disini," kata Agung Anik Ariani, salah seorang pedagang.
Warsini maupun Anik berharap, Pemkab mendesak pedagang yang sudah terdaftar, untuk segera membuka losnya, agar suasana Peken Ijogading lebih ramai.
Mereka mengungkapkan, masih banyak pedagang yang sudah terdaftar pindah, tapi masih berjualan di Pasar Umum Negara.
Menurut Anik, setiap pagi, petugas dari Dinas Perindagkop Jembrana, mendata pedagang yang berjualan, sehingga bisa diketahui siapa yang sudah pindah dan belum.
Karena masih baru dan belum ramai, ia mengaku, hanya berjualan dari pagi hingga pukul 10.00 wita, tidak seperti saat di Pasar Umum Negara, yang sampai siang bahkan sore hari.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014