Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bali Putu Sumantra berpandangan persoalan sampah yang belum terkelola dengan baik menjadi salah satu kendala dalam pengendalian virus rabies di Pulau Dewata.
"Sampah-sampah yang berserakan, menjadi sumber makanan bagi anjing-anjing liar sehingga mereka bisa bertahan hidup," katanya, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, anjing-anjing liar itu selama ini yang sering terlewatkan dalam proses vaksinasi massal karena petugas cukup kesulitan untuk menangkapnya. Anjing liar biasanya akan bersembunyi setelah mendapatkan makanan dari sampah-sampah yang berserakan.
"Oleh karena itu, kami mengharapkan pemerintah kabupaten/kota untuk menangani sampah karena sangat mendukung penanganan rabies di daerah kita," ujarnya.
Sumantra mengatakan, populasi anjing di Bali juga menunjukkan tren peningkatan karena masyarakat kurang memperhatikan tata cara pemeliharaan anjing yang benar.
"Yang benar itu, jangan dibiarkan berkeliaran dan jangan dibuang sembarangan khususnya yang betina. Anjing-anjing yang dibuang sembarangan kemudian besar dan beranak, itulah yang menyebabkan populasinya meningkat terus," ucapnya. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Sampah-sampah yang berserakan, menjadi sumber makanan bagi anjing-anjing liar sehingga mereka bisa bertahan hidup," katanya, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, anjing-anjing liar itu selama ini yang sering terlewatkan dalam proses vaksinasi massal karena petugas cukup kesulitan untuk menangkapnya. Anjing liar biasanya akan bersembunyi setelah mendapatkan makanan dari sampah-sampah yang berserakan.
"Oleh karena itu, kami mengharapkan pemerintah kabupaten/kota untuk menangani sampah karena sangat mendukung penanganan rabies di daerah kita," ujarnya.
Sumantra mengatakan, populasi anjing di Bali juga menunjukkan tren peningkatan karena masyarakat kurang memperhatikan tata cara pemeliharaan anjing yang benar.
"Yang benar itu, jangan dibiarkan berkeliaran dan jangan dibuang sembarangan khususnya yang betina. Anjing-anjing yang dibuang sembarangan kemudian besar dan beranak, itulah yang menyebabkan populasinya meningkat terus," ucapnya. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014