Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta
menginginkan program "Strategic Alliance for Poverty Alleviation" (SAPA)
dapat membantu mempercepat pengurangan angka kemiskinan di Pulau
Dewata.
"Saya menyambut positif program SAPA dan diharapkan dapat disinergikan dengan program penanggulangan kemiskinan yang selama ini sudah ada di Provinsi Bali sehingga masalah kemiskinan lebih cepat dapat kita atasi," katanya saat menerima audiensi dari Unit Kerja Program SAPA Tingkat Provinsi, di Denpasar, Jumat.
Program SAPA merupakan program yang bertujuan untuk mendorong inovasi daerah dalam percepatan penanggulangan kemiskinan, perbaikan kebijakan dan program maupun penguatan pelaku dan kelembagaan, serta penataan sistem informasi dan data kemiskinan.
Sudikerta bahkan menyarankan supaya program SAPA untuk tahun ini di Provinsi Bali dapat difokuskan untuk tiga kabupaten yakni Buleleng, Karangasem dan Bangli.
"Karangasem misalnya mempunyai angka kemiskinan yang cukup tinggi dan untuk program kami juga saat ini difokuskan di sana," ujar Sudikerta.
Ia pun memaparkan program Prioritas Bali Mandara Jilid II dalam pengentasan kemiskinan yang selama ini telah berjalan antara lain Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu), Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida), Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), Bali Clean dan Green, bedah rumah dan sebagainya.
Sementara itu, Asisten Deputi Penanggulangan Kemiskinan dari Kemenkokesra Hadi Santoso menyamapaikan sampai 2012, lokasi program SAPA di Indonesia sudah mencakup sembilan provinsi dan 32 kabupaten/kota. Sedangkan untuk 2014, program SAPA akan menambah lokasi menjadi 11 provinsi dan 34 kabupaten/kota.
Untuk di Provinsi Bali, program SAPA tahun ini akan memfokuskan pada tiga kabupaten yakni Jembrana, Buleleng dan Badung. Daerah ini diambil karena Kabupaten Badung merupakan daerah yang cukup sejahtera di Provinsi Bali sedangkan dua daerah lainnya merupakan daerah yang memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi.
"Meskipun selama ini di setiap daerah sudah memiliki program pengentasan kemiskinan namun seringkali masalah data yang tidak terintegrasi dan tidak nyambung antara desa, kabupaten/kota maupun provinsi sehingga menyebabkan masih ada masyarakat miskin yang tidak tersentuh oleh program-program tersebut," ujarnya.
Dalam pengimplementasian program SAPA, tambah Hadi, selama ini dibantu dengan pembentukan Poverty Resources Center (PRC) yang akan mengintregasikan data baik makro maupun mikro agar tidak terjadi konflik ataupun perbedaan.
"Setiap provinsi akan didampingi oleh koordinator daerah yang akan membantu untuk memberikan data nyata kemiskinan di masyarakat. Selain itu, untuk pendanaan program SAPA dibantu oleh Ford Foundation," katanya.
Menanggapi saran Sudikerta, Santoso menyatakan bahwa Karangasem merupakan sasaran selanjutnya karena walaupun saat ini Kabupaten Badung sudah sejahtera, namun masih terdapat kesenjangan di daerah tersebut.
Ia menambahkan program SAPA dari 2009 sampai 2013 di Provinsi Bali sudah berhasil menurunkan angkan kemiskinan sebesar 0,83 persen atau sekitar 6.900 penduduk miskin. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Saya menyambut positif program SAPA dan diharapkan dapat disinergikan dengan program penanggulangan kemiskinan yang selama ini sudah ada di Provinsi Bali sehingga masalah kemiskinan lebih cepat dapat kita atasi," katanya saat menerima audiensi dari Unit Kerja Program SAPA Tingkat Provinsi, di Denpasar, Jumat.
Program SAPA merupakan program yang bertujuan untuk mendorong inovasi daerah dalam percepatan penanggulangan kemiskinan, perbaikan kebijakan dan program maupun penguatan pelaku dan kelembagaan, serta penataan sistem informasi dan data kemiskinan.
Sudikerta bahkan menyarankan supaya program SAPA untuk tahun ini di Provinsi Bali dapat difokuskan untuk tiga kabupaten yakni Buleleng, Karangasem dan Bangli.
"Karangasem misalnya mempunyai angka kemiskinan yang cukup tinggi dan untuk program kami juga saat ini difokuskan di sana," ujar Sudikerta.
Ia pun memaparkan program Prioritas Bali Mandara Jilid II dalam pengentasan kemiskinan yang selama ini telah berjalan antara lain Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu), Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida), Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), Bali Clean dan Green, bedah rumah dan sebagainya.
Sementara itu, Asisten Deputi Penanggulangan Kemiskinan dari Kemenkokesra Hadi Santoso menyamapaikan sampai 2012, lokasi program SAPA di Indonesia sudah mencakup sembilan provinsi dan 32 kabupaten/kota. Sedangkan untuk 2014, program SAPA akan menambah lokasi menjadi 11 provinsi dan 34 kabupaten/kota.
Untuk di Provinsi Bali, program SAPA tahun ini akan memfokuskan pada tiga kabupaten yakni Jembrana, Buleleng dan Badung. Daerah ini diambil karena Kabupaten Badung merupakan daerah yang cukup sejahtera di Provinsi Bali sedangkan dua daerah lainnya merupakan daerah yang memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi.
"Meskipun selama ini di setiap daerah sudah memiliki program pengentasan kemiskinan namun seringkali masalah data yang tidak terintegrasi dan tidak nyambung antara desa, kabupaten/kota maupun provinsi sehingga menyebabkan masih ada masyarakat miskin yang tidak tersentuh oleh program-program tersebut," ujarnya.
Dalam pengimplementasian program SAPA, tambah Hadi, selama ini dibantu dengan pembentukan Poverty Resources Center (PRC) yang akan mengintregasikan data baik makro maupun mikro agar tidak terjadi konflik ataupun perbedaan.
"Setiap provinsi akan didampingi oleh koordinator daerah yang akan membantu untuk memberikan data nyata kemiskinan di masyarakat. Selain itu, untuk pendanaan program SAPA dibantu oleh Ford Foundation," katanya.
Menanggapi saran Sudikerta, Santoso menyatakan bahwa Karangasem merupakan sasaran selanjutnya karena walaupun saat ini Kabupaten Badung sudah sejahtera, namun masih terdapat kesenjangan di daerah tersebut.
Ia menambahkan program SAPA dari 2009 sampai 2013 di Provinsi Bali sudah berhasil menurunkan angkan kemiskinan sebesar 0,83 persen atau sekitar 6.900 penduduk miskin. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014