Jakarta (Antara Bali) - PT Aneka Tambang (Antam) siap mengekspor produk alumina pada
Agustus tahun ini bersamaan dengan dimulainya pengoperasian secara
komersial pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi Chemical Grade Alumina
(CGA) di Tayan, Kalimantan Barat.
"Pabrik telah melakukan fase uji coba (commissioning) produksi sejak beberapa bulan lalu. Dari total produksi 300 ribu ton CGA per tahun sekitar 200 ribu ton di antaranya akan diekspor ke Jepang," kata Direktur Utama Antam, Tato Miraza kepada wartawan saat acara buka puasa di Jakarta, Kamis malam.
Ia menambahkan bahwa selain ke Jepang, sepertiga produksi CGA akan dibagi untuk konsumsi dalam negeri dan memenuhi permintaan pasar Asia Tenggara, China, Korea Selatan dan Eropa.
Menurut Tato Miraza, proyek Tayan merupakan refleksi dari kemandirian industri pertambangan dan pengolahan mineral di Indonesia yang berorientasi pada pengembangan komoditas hilir. "Pabrik ini sekaligus merupakan bentuk dukungan atas kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah dari pemerintah," katanya.
Pengelolaan pabrik pengolahan CGA Tayan dilakukan oleh PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang merupakan perusahaan patungan antara PT Antam dengan Showa Denko, Jepang. Antam memiliki 80 persen saham PT ICA dengan sisa kepemilikan 20 persen saham dipegang Showa Denko.
Konstruksi pabrik senilai Rp5 triliun ini dikerjakan sejak 11 April 2011 dengan kemampuan mengolah bauksit menjadi CGA hingga 300 ribu ton per tahun. Pendanaan proyek berasal dari dana internal Antam dan Showa Denko serta pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Mizuho Bank Ltd.
Alumina merupakan bahan baku bagi pembuatan produk elektronik dan produk teknologi tinggi lainnya seperti LCD screen Integrated Circuit serta produk bahan bangunan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Pabrik telah melakukan fase uji coba (commissioning) produksi sejak beberapa bulan lalu. Dari total produksi 300 ribu ton CGA per tahun sekitar 200 ribu ton di antaranya akan diekspor ke Jepang," kata Direktur Utama Antam, Tato Miraza kepada wartawan saat acara buka puasa di Jakarta, Kamis malam.
Ia menambahkan bahwa selain ke Jepang, sepertiga produksi CGA akan dibagi untuk konsumsi dalam negeri dan memenuhi permintaan pasar Asia Tenggara, China, Korea Selatan dan Eropa.
Menurut Tato Miraza, proyek Tayan merupakan refleksi dari kemandirian industri pertambangan dan pengolahan mineral di Indonesia yang berorientasi pada pengembangan komoditas hilir. "Pabrik ini sekaligus merupakan bentuk dukungan atas kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah dari pemerintah," katanya.
Pengelolaan pabrik pengolahan CGA Tayan dilakukan oleh PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang merupakan perusahaan patungan antara PT Antam dengan Showa Denko, Jepang. Antam memiliki 80 persen saham PT ICA dengan sisa kepemilikan 20 persen saham dipegang Showa Denko.
Konstruksi pabrik senilai Rp5 triliun ini dikerjakan sejak 11 April 2011 dengan kemampuan mengolah bauksit menjadi CGA hingga 300 ribu ton per tahun. Pendanaan proyek berasal dari dana internal Antam dan Showa Denko serta pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Mizuho Bank Ltd.
Alumina merupakan bahan baku bagi pembuatan produk elektronik dan produk teknologi tinggi lainnya seperti LCD screen Integrated Circuit serta produk bahan bangunan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014