Denpasar (Antara Bali) - Isu surat suara bergambar dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang tercoblos lebih dulu meresahkan warga Kota Denpasar.

"Sejak semalam (8/7) sampai pagi (9/7) ini, warga sudah ribut dengan isu surat suara tercoblos," kata Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) Sanur, Made Adnyana, Rabu.

Ia pun berkeliling ke TPS-TPS di kawasan wisata internasional itu untuk menindaklanjuti isu yang beredar di masyarakat dan meresahkan pemilik hak suara itu.

"Sejauh ini kami memang belum menemukan adanya surat suara yang tercoblos itu," katanya saat ditemui di sela-sela memantau pemungutan suara di TPS 9 dan TPS 10 Banjar Semawang, Sanur, itu.

Di gapura pintu masuk Balai Banjar Semawang, warga yang hendak menggunakan hak pilihnya diminta untuk mengecek surat suara terlebih dulu.

"Kalau ada surat suara rusak atau tercoblos lebih dulu, laporkan dan minta ganti kepada panitia," pinta komisioner Panwaslu itu kepada warga Banjar Semawang yang hendak antre di TPS 9.

TPS yang berada di sudut selatan perempatan Pantai Shindu, Sanur, itu, para pemilik hak suara beragama Hindu diwajibkan mengenakan pakaian adat Bali madya, sedangkan umat lainnya menyesuaikan.

Jumlah daftar pemilih tetap di TPS 9 sebanyak 401 orang, sedangkan TPS 10 sebanyak 403 orang. "Kami harapkan warga tidak terpengaruh isu surat suara tercoblos itu," kata Adnyana.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Denpasar Selatan Kompol Nanang Pri belum mendapatkan informasi mengenai kebenaran isu tersebut.

"Sejak semalam (8/7) sampai siang (9/7) ini, petugas kami juga belum mendapatkan laporan adanya surat suara rusak karena tercoblos lebih dulu," katanya saat ditemui di TPS 7 Pulau Serangan.

Pilpres 2014 diikuti dua pasangan capres-cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bernomor urut 1 dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut 2. (WDY)

Pewarta: Oleh M. Irfan Ilmie

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014