Negara (Antara Bali) - Antrean kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk mencapai 12 kilometer, setelah sempat ditutup sekitar satu jam karena cuaca buruk, saat arus kendaraan sedang padat.

"Kami terpaksa menutup jasa pelayaran karena ombak besar di Selat Bali, khususnya saat memasuki perairan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur," kata Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Gilimanuk, Wahyudi Susianto, Jumat.

Menurutnya, tanda-tanda cuaca buruk sudah mulai terlihat Kamis (26/6) sore, dengan angin kencang yang menyebabkan gelombang tinggi, hingga menyebabkan kapal sulit untuk sandar ke dermaga.

Menjelang petang, katanya, otoritas pelabuhan yang tidak mau mengambil resiko terjadi kecelakaan laut, memutuskan untuk menutup sementara penyeberangan dari pelabuhan tersebut.

"Selain di pinggir, gelombang cukup tinggi juga terjadi di tengah laut. Kami tidak mau mengambil resiko, lebih baik ditutup untuk keselamatan penumpang," ujarnya.

Akibat penutupan ini, dalam waktu singkat, terjadi penumpukan kendaraan di areal parkir pelabuhan, dan terus meluber hingga jalan raya meskipun sekitar pukul 18.45 pelabuhan dibuka kembali.

"Bus pengangkut wisatawan lokal yang hendak pulang ke Jawa belakangan ini cukup banyak, ditambah dengan truk pengangkut kebutuhan pokok untuk ramadhan, sehingga kendaraan yang menuju ke pelabuhan meningkat dibanding hari biasa," kata Wahyudi.

Semakin malam, antrean kendaraan bertambah panjang, karena meskipun sudah dibuka, cuaca yang belum sepenuhnya normal, membuat perjalanan kapal di Selat Bali lambat.

"Gelombangnya masih besar. Tadi kapal yang saya tumpang bergoyang keras, sehingga terpaksa saya memegangi sepeda motor saya agar tidak roboh," kata Lisa, salah seorang penumpang.

Untuk mengurai antrean panjang ini, kepolisian mengalihkan bus, travel dan mobil pribadi untuk antre di depan Terminal Gilimanuk, sementara rute menuju pelabuhan juga ditambah lewat jalan kampung.

Meski sudah dilakukan upaya tersebut, antrean bertambah panjang saat malam hari, yang pada pukul 23.00 wita, sudah mencapai hutan Gilimanuk, atau sekitar 5 kilometer dari pelabuhan.

Puncaknya, Jumat pukul 04.00 wita dinihari, ekor antrean sudah mencapai kawasan Batu Karung, Desa Melaya, atau sekitar 12 kilometer dari pelabuhan.

"Saya sudah sampai disini tadi tengah malam, sampai sekarang baru sampai di depan pasar ini," kata Hartoyo, salah seorang sopir truk, saat ditemui di depan Pasar Gilimanuk pukul 09.00 wita.

Wahyudi yang dihubungi pukul 18.15 wita, mengatakan, antrean truk masih terjadi hingga keluar pelabuhan, sementara untuk bus pariwisata seluruhnya sudah bisa masuk ke parkir dalam pelabuhan.

Ia juga mengungkapkan, ombak di Selat Bali masih cukup besar, namun belum sampai membahayakan kapal, sehingga pelayaran tetap dibuka.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014