Denpasar (Antara Bali) - Harga kopi jenis arabika pada tingkat petani di Bali pada pekan ketiga Juni 2014 mencapai Rp41.000 per kilogram naik dibandingkan pekan kedua Juni 2014 yang hanya Rp35.000 per kg.

"Sementara harga kopi jenis robusta pada tingkat petani di Buleleng, Tabanan dan Bangli juga mulai naik menjadi Rp27.000 per kg dari sebelumnya sekitar Rp25.000 per kg," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali, I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Jumat.

Harga hasil perkebunan rakyat itu sudah mengikuti mekanisme pasar dan kondisi sekarang masih relatif baik, seperti kakao, cengkih, jambu mete dan vanili, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan di daerah itu.

Harga hasil perkebunan rakyat yang dikeluarkan Dinas Perkebunan Bali pada pekan ketiga Juni 2014 menyebutkan harga kopi arabika biji kering Ose Olah basah di tingkat petani di Kabupaten Bangli, Badung dan Buleleng tercatat Rp41.000 per kg.

Buana Duwuran menambahkan kakao yang mulai banyak dikembangkan petani di Kabupaten Tabanan, Gianyar dan Jembrana mampu tumbuh baik. Hasil panenannya banyak ditampung para pedagang luar daerah terutama dari Jawa Timur yang akan dijadikan mata dagangan untuk ekspor.

Harga kakao biji kering fermentasi di tingkat petani seharga Rp37.100 per kg, naik jika dibandingkan periode akhir 2013 yang hanya seharga Rp30.000 per kg.

Meningkatnya harga hasil perkebunan itu antara lain karena sudah menjadi komoditas ekspor yang harganya juga naik.

Buana Duwuran menjelaskan harga biji mete yang dihasilkan di daerah Karangasem, Bali bagian Timur cukup stabil yakni Rp13.500 per kg, biji mete gelondongan organik Rp125.000 per kg di tingkat petani dan hasil perkebunan ini juga sudah menjadi komoditas ekspor.

Cengkih hasil perkebunan rakyat di daerah itu juga mendapatkan harga yang lebih baik yang bisa diterima pekebun karena dihargai hanya Rp142.000 per kg untuk bunga kering di tingkat petani, padahal awal tahun 2014 hanya mencapai Rp130.000 per kg.

Bali juga menghasilkan tembakau yang dikembangkan petani di Kabupaten Gianyar, Buleleng dan Klungkung dan produksinya dihargai Rp65.000 per kg (tembakau rajangan) di tingkat petani setempat, naik seratus persen dari tahun sebelumnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014