Gianyar (Antara Bali) - Sebanyak 375 anak di Kabupaten Gianyar, Bali, putus sekolah karena memilih bekerja untuk membantu orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Hingga bulan Mei 2014 telah ditemukan 375 pekerja anak berusia sembilan hingga 15 tahun yang kebanyakan berada di wilayah perdesaan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Gianyar, Gede Widarma Suharta, Jumat.
Saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Program Pengurangan Pekerja Anak-Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) itu, dia mengemukakan bahwa anak-anak tersebut berhenti sekolah karena kesulitan biaya pendidikan dan ingin membantu orang tuanya.
"Apalagi industri pariwisata membuka ladang bagi anak-anak di daerah ini untuk bekerja," kata Widarma.
Kepala Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans Muchtar Luthfi dalam kesempatan itu mengemukakan bahwa PPA-PKH di antaranya melihat kegiatan anak bekerja, seperti memelihara hewan ternak, bercocok tanam, berjualan, menjahit, menenun, membuat kue, mengukir, tukang ampelas, dan buruh cat.
Ia mendorong Pemkab Gianyar menarik pekerja anak melalui program PPA-PKH. "Kemudian memberikan pendampingan di rumah singgah (shelter) selama sebulan sehingga mempunyai motivasi kembali untuk memasuki dunia pendidikan serta mengurangi jumlah pekerja anak dan membebaskan anak dari berbagai bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak," ujar Muchtar.
Tahun ini Kabupaten Gianyar dipilih sebagai lokasi pelaksanaan PPA-PKH dengan menetapkan target pengurangan 180 pekerja anak dan putus sekolah dari 360 pekerja anak yang direncanakan Kemenakertrans. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Hingga bulan Mei 2014 telah ditemukan 375 pekerja anak berusia sembilan hingga 15 tahun yang kebanyakan berada di wilayah perdesaan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Gianyar, Gede Widarma Suharta, Jumat.
Saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Program Pengurangan Pekerja Anak-Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) itu, dia mengemukakan bahwa anak-anak tersebut berhenti sekolah karena kesulitan biaya pendidikan dan ingin membantu orang tuanya.
"Apalagi industri pariwisata membuka ladang bagi anak-anak di daerah ini untuk bekerja," kata Widarma.
Kepala Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans Muchtar Luthfi dalam kesempatan itu mengemukakan bahwa PPA-PKH di antaranya melihat kegiatan anak bekerja, seperti memelihara hewan ternak, bercocok tanam, berjualan, menjahit, menenun, membuat kue, mengukir, tukang ampelas, dan buruh cat.
Ia mendorong Pemkab Gianyar menarik pekerja anak melalui program PPA-PKH. "Kemudian memberikan pendampingan di rumah singgah (shelter) selama sebulan sehingga mempunyai motivasi kembali untuk memasuki dunia pendidikan serta mengurangi jumlah pekerja anak dan membebaskan anak dari berbagai bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak," ujar Muchtar.
Tahun ini Kabupaten Gianyar dipilih sebagai lokasi pelaksanaan PPA-PKH dengan menetapkan target pengurangan 180 pekerja anak dan putus sekolah dari 360 pekerja anak yang direncanakan Kemenakertrans. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014