Jakarta (Antara Bali) - Organisasi lingkungan Greenpeace Indonesia menilai visi misi
pasangan kedua calon Presiden serta calon Wakil Presiden Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla belum memprioritaskan
perlindungan lingkungan secara maksimal dalam agenda politik mereka.
"Komitmen dan program dalam visi misi keduanya tampak masih sangat mengandalkan eksploitasi sumber daya alam (SDA) untuk menopang pertumbuhan ekonomi tanpa mendorong prinsip-prinsip keberlanjutan dan keadilan lingkungan dalam startegi pembangunan nasional," kata Kepala Greenpeace Indonesia Longgena Ginting dalam acara Diskusi Visi-Misi Lingkungan dari Capres-Cawapres 2014, di Jakarta, Kamis malam.
Dalam dokumen visi misi pasangan Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta menjadikan kedaulatan energi dalam salah satu skala prioritas namun Jokowi-JK masih menempatkan batu bara sebagai solusi energi di Indonesia begitu juga dengan Prabowo-Hatta yang ingin mendorong peningkatan industri ekstraktif termasuk batu bara.
Longgena menilai, kedaulatan energi yang dicanangkan bertentangan dengan rencana lain untuk meningkatkan sumber energi yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi ataupun gas alam. Menurutnya, sumber energi fosil suatu saat akan menjadi langka dan habis, sehingga harus mencari jalan keluar lain untuk beralih pada sumber energi yang terbarukan.
Selain itu, pasangan Prabowo-Hatta belum menjawab desakan kebutuhan pembenahan tata kelola perikanan termasuk lemahnya evaluasi dan pengawasan perizinan yang akhirnya bermuara pada praktik perikanan ilegal dan penangkapan ikan berlebihan.
Sementara pasangan Jokowi-JK juga tidak menyatakan akan memprioritaskan pembenahan terkait lemahnya tata kelola perikanan.
"Kami lihat ada semangat perlindungan lingkungan namun kami rasa belum mencukupi pemulihan lingkungan hidup yang sekarang sudah sampai tahap krisis. Yang kita butuh perlindungan penuh. Kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup sudah ada dalam tahap kritis yang membutuhkan pemulihan segera," ujar Longgena. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Komitmen dan program dalam visi misi keduanya tampak masih sangat mengandalkan eksploitasi sumber daya alam (SDA) untuk menopang pertumbuhan ekonomi tanpa mendorong prinsip-prinsip keberlanjutan dan keadilan lingkungan dalam startegi pembangunan nasional," kata Kepala Greenpeace Indonesia Longgena Ginting dalam acara Diskusi Visi-Misi Lingkungan dari Capres-Cawapres 2014, di Jakarta, Kamis malam.
Dalam dokumen visi misi pasangan Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta menjadikan kedaulatan energi dalam salah satu skala prioritas namun Jokowi-JK masih menempatkan batu bara sebagai solusi energi di Indonesia begitu juga dengan Prabowo-Hatta yang ingin mendorong peningkatan industri ekstraktif termasuk batu bara.
Longgena menilai, kedaulatan energi yang dicanangkan bertentangan dengan rencana lain untuk meningkatkan sumber energi yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi ataupun gas alam. Menurutnya, sumber energi fosil suatu saat akan menjadi langka dan habis, sehingga harus mencari jalan keluar lain untuk beralih pada sumber energi yang terbarukan.
Selain itu, pasangan Prabowo-Hatta belum menjawab desakan kebutuhan pembenahan tata kelola perikanan termasuk lemahnya evaluasi dan pengawasan perizinan yang akhirnya bermuara pada praktik perikanan ilegal dan penangkapan ikan berlebihan.
Sementara pasangan Jokowi-JK juga tidak menyatakan akan memprioritaskan pembenahan terkait lemahnya tata kelola perikanan.
"Kami lihat ada semangat perlindungan lingkungan namun kami rasa belum mencukupi pemulihan lingkungan hidup yang sekarang sudah sampai tahap krisis. Yang kita butuh perlindungan penuh. Kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup sudah ada dalam tahap kritis yang membutuhkan pemulihan segera," ujar Longgena. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014