Malang (Antara Bali) - Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat menemukan bahan pengawet alami kombinasi antara teh dan daun pandan atau "Komhandan" untuk pembuatan ikan asin.
Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang pengabdian Masyarakat Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Ali Wafa di Malang, Rabu, mengatakan pemilihan teh karena bahan baku itu mempunyai kandungan tanin, flavonoid sebagai antimikroorganisme. Sedangkan daun pandan yang mengandung saponin dan fenol berkhasiat sebagai antibakteri.
"Kedua unsur alami itu digunakan untuk menggantikan formalin sintetis sebagai pengawet produk ikan asin. Penggunaan kombinasi teh dan daun pandan ternyata mampu menghasilkan rasa yang lebih lezat dan memperpanjang umur simpan ikan asin," katanya.
Keunggulan lain dari kedua bahan tersebut, lanjutnya, adalah mudah didapatkan ketimbang formalin yang hanya dapat dibeli di toko tertentu. Untuk memperkenalkan Komhandan tersebut, mereka di antaranya menyosialisasikannya kepada para anggota PKK Desa Tambakrejo di kawasan Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang.
Ali Wafa mengemukakan melalui program pengabdian masyarakat tersebut, dirinya bersama tim ingin menjadikan Desa Tambakrejo sebagai sentra produsen ikan asin nonformalin dan menggunakan bahan alternatif pengawet alami berupa teh dan daun pandan. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita ibu-ibu, sehingga bisa mengoptimalkan ekonomi Desa Tambakrejo. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang pengabdian Masyarakat Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Ali Wafa di Malang, Rabu, mengatakan pemilihan teh karena bahan baku itu mempunyai kandungan tanin, flavonoid sebagai antimikroorganisme. Sedangkan daun pandan yang mengandung saponin dan fenol berkhasiat sebagai antibakteri.
"Kedua unsur alami itu digunakan untuk menggantikan formalin sintetis sebagai pengawet produk ikan asin. Penggunaan kombinasi teh dan daun pandan ternyata mampu menghasilkan rasa yang lebih lezat dan memperpanjang umur simpan ikan asin," katanya.
Keunggulan lain dari kedua bahan tersebut, lanjutnya, adalah mudah didapatkan ketimbang formalin yang hanya dapat dibeli di toko tertentu. Untuk memperkenalkan Komhandan tersebut, mereka di antaranya menyosialisasikannya kepada para anggota PKK Desa Tambakrejo di kawasan Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang.
Ali Wafa mengemukakan melalui program pengabdian masyarakat tersebut, dirinya bersama tim ingin menjadikan Desa Tambakrejo sebagai sentra produsen ikan asin nonformalin dan menggunakan bahan alternatif pengawet alami berupa teh dan daun pandan. Program tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita ibu-ibu, sehingga bisa mengoptimalkan ekonomi Desa Tambakrejo. (ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014