Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Nyoman Adnyana mendesak Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk segera bersikap terkait rencana pembangunan patung Bung Karno di perempatan Jalan Kediri.

"Pemkab Tabanan harus bersikap tegas terkait perencanaan pembangunan patung Bung Karno di perempatan Kediri tersebut, setelah ada pro kontra masyarakat setempat, karena dinilai kurang tepat dan sebelumnya berdiri patung Dewa Murti," katanya di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan dengan adanya pro dan kontra masyarakat terkait pendirian patung Bung Karno tersebut, semestinya Pemkab Tabanan segera mengambil sikap tegas, apakah dilanjutkan atau dipindahkan lokasinya.

"Pemkab harus berani mengambil sikap dan harus mendengarkan aspirasi masyarakat sehingga pembangunan yang didanai APBD itu tidak menimbulkan masalah ke depannya," kata politikus asal Tabanan itu.

Menurut dia, Pemkab Tabanan tidak bisa diam saja, karena sejak pembongkaran patung Dewa Murti tersebut hampir setahun lalu, masyarakat melakukan aktivitas ritual keagamaan menjadi terganggu di perempatan jalan tersebut.

"Karena itu kami sarankan Pemkab Tabanan harus mempunyai sikap tegas, jika dilanjutkan pembangunan patung Bung Karno, iya harus dikerjakan. Sehingga tidak mangkerak seperti sekarang padahal pondasinya sudah berdiri," ujarnya.

Kalau memang akan dipindahkan pembangunan patung Bung Karno, kata dia, Pemkab Tabanan harus menyampaikan kepada masyarakat lokasi yang akan dibangun untuk patung bapak Proklamator RI.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berharap ada penjelasan dari pemkab terkait pembangunan patung tersebut. Sebab masyarakat setempat (Kediri) lebih banyak menginginkan agar patung Dewa Murti dikembalikan saja seperti semula.

"Desakan masyarakat Kediri agar patung Dewa Murti yang dibangun di perempatan tersebut agar kembali dibangun. Karena di perempatan jalan itu setiap saat dilakukan upacara keagamaan," ucapnya.

Sebelumnya, masyarakat Desa Adat Kediri menuntut Pemkab Tabanan untuk kembali membangun patung Dewa Murti seperti semula. Sebab dalam waktu tertentu warga mengunakan tempat tersebut sebagai ritual keagamaan. (WDY)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014