Gianyar (Antara Bali) - Kawasan Bitera di Jalan Darma Giri, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali, diusulkan menjadi tempat wisata benda purbakala, karena di wilayah ini sering ditemukan sarkofagus atau peti mati dari batu berumur 2.000 tahun.

"Kami mengusulkan wilayah Bitera itu dijadikan kawasan wisata purbakala, karena diyakini masih banyak sarkofagus terpendam di kawasan tempat membuat batu bata itu," kata Kepala Balai Arkeologi Denpasar I Wayan Suantika di Denpasar, Selasa.

Terkait usulan ini, kata Suantika, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar. "Kami belum ketemu dengan Bupati Gianyar, karena belum ada waktu, usul ini akan kami sampaikan bersama Balai Pelestarian Peninggalan Benda Purbakala," ujarnya.     

Menurut pandangan dia, saat ini, kawasan itu memang memadai dijadikan museum pelestarian benda purbakala karena sejak 2009 sampai 2010 sebanyak enam sarkofagus dengan tonjolan muka mirip kura-kura  diketemukan.

"Satu peti mati batu sudah kami bawa ke Balai Pelestarian Benda Purbakala, lima lagi masih kami biarkan di lokasi," ucapnya.   

Ia melanjutkan, pada setiap penemuan sarkofagus yang memiliki panjang satu meter itu petugas menemukan tulang manusia yang berumur 2.000 tahun yang lalu. Selain tulang manusia, juga ditemukan pecahan guci.

"Tulang itu diduga milik para pembesar pada zaman prasejarah. Kala itu manusia telah mengenal masa perundagian serta alat logam yang bisa dibuktikan dengan penemuan peti batu dengan tonjolan muka mirip kura-kura ini," ujarnya.

Bukan itu saja, pada zaman itu, sambung Suantika, mereka sudah mengenal dengan istilah gotong-royong serta rasa persatuan dan kesatuan.

"Tujuan dibuatkan tonjolan muka kura-kura itu itu sendiri untuk menyelamatkan arwah menuju dunia lain," katanya.

Dibiarkannya lima sarkofagus itu di kawasan Bitera, sambung  Suantika, bukan karena Balai Arkeologi Denpasar tak memiliki dana, tetapi masih menunggu koordinasi dengan Bupati Gianyar.

"Mau diapakan nantinya peninggalan peti batu ini, kita masih rembukan dulu. Kalau tidak disetujui menjadikan tempat itu sebagai kawasan wisata purbakala, kami akan angkut benda purbakala itu," ungkapnya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010